Kenapa Bayi Sering Menangis? Ini Fakta di Balik Tangisan Si Kecil yang Penuh Makna Tersirat

Ilustrasi bayi menangis saat tertidur
Sumber :
  • https://www.pexels.com/@rdne

Olret – Tangisan bayi adalah suara pertama yang menyambut kita ke dunia. Tapi setelah itu, suara tangis ini bisa jadi “lagu wajib” sehari-hari yang kadang bikin bingung, panik, atau bahkan overthinking. Bayi nangis terus, padahal sudah disusui, digendong, dan popoknya juga bersih. Jadi sebenarnya, kenapa sih bayi sering banget menangis?

Ternyata jawabannya gak sesederhana lapar atau ngantuk. Ada banyak penjelasan menarik di balik fenomena ini!

Tangisan adalah Bahasa Pertama Bayi

Bayi belum bisa bicara, jadi satu-satunya cara mereka berkomunikasi adalah lewat tangisan. Menurut penelitian dari National Institutes of Health (NIH), bahkan sejak usia kehamilan 28 minggu, janin sudah bisa merespons suara dan stimulasi dengan gerakan seperti menangis. Tangisan menjadi kode alamiah untuk bilang, “Aku butuh sesuatu.”

Setiap nada tangis punya arti sendiri. Kadang karena lapar, gak nyaman, pengen digendong, atau sekadar pengen merasa dekat.

Sistem Sarafnya Masih Belajar Mengatur Emosi

Bayi baru lahir punya sistem saraf yang masih dalam tahap belajar. Mereka belum bisa menyaring mana rangsangan yang penting dan mana yang bisa diabaikan. Jadi suara yang terlalu keras, ruangan yang terlalu terang, atau bahkan kelelahan bisa bikin mereka overwhelmed dan... meledak dalam tangisan.

Menurut jurnal Infant Behavior and Development, tangisan bisa menjadi cara bayi melepaskan stres karena otaknya belum bisa mengelola emosi secara kompleks seperti orang dewasa.

Tangisan Itu Strategi Bertahan Hidup

Secara evolusi, tangisan bayi berperan penting untuk bertahan hidup. Teori dari psikolog perkembangan John Bowlby menyebutkan bahwa tangisan adalah cara alami bayi mempertahankan “proximity” atau kedekatan dengan pengasuhnya. Bayi yang cepat mendapat respons dari orang tua akan lebih aman dan terjaga.

Menariknya, respons cepat terhadap tangisan juga membantu membangun ikatan emosional yang kuat, dan ini berpengaruh langsung ke perkembangan otak dan mental si kecil.

Menangis Itu Menyehatkan

Meskipun kadang bikin capek, tangisan punya fungsi penting bagi tubuh bayi. Menurut jurnal Pediatrics, menangis membantu paru-paru bayi berkembang dan memperkuat otot-otot pernapasan. Selain itu, tangisan juga memicu pelepasan hormon endorfin—zat kimia alami yang bikin tubuh merasa lebih tenang setelah stres.

Namun tetap perlu diperhatikan, kalau bayi menangis lebih dari 3 jam sehari selama lebih dari 3 hari berturut-turut, bisa jadi itu gejala kolik atau kondisi medis lain. Jangan ragu konsultasi ke dokter anak.

Setiap Bayi Punya “Bahasa Tangis” Sendiri

Penelitian dari Priscilla Dunstan menunjukkan bahwa bayi punya pola suara khas saat menangis. Misalnya “neh” untuk lapar, “owh” untuk mengantuk, atau “eh” saat ingin sendawa. Meskipun belum jadi patokan medis resmi, banyak orang tua merasa terbantu dengan memahami “kamus kecil” ini.

Semakin sering kamu berinteraksi dengan bayi, semakin peka kamu terhadap makna di balik tangisannya. Intuisi orang tua itu nyata, dan bisa makin terasah seiring waktu.

Kadang Mereka Cuma Butuh Pelukan

Ada saatnya bayi menangis bukan karena sakit atau lapar, tapi karena mereka cuma pengen merasa aman. Studi dari Harvard Center on the Developing Child menunjukkan bahwa sentuhan hangat, suara lembut, dan pelukan dari orang tua bisa membantu menenangkan otak bayi dan mendukung pertumbuhannya secara emosional.

Pelukan bukan sekadar bentuk cinta, tapi juga “makanan” untuk perkembangan otak si kecil.

 

Jadi, Wajar Gak Sih Bayi Sering Menangis?

Sangat wajar. Rata-rata bayi usia 0–6 bulan bisa menangis total 1,5 sampai 3 jam per hari. Tangisan akan berkurang seiring bertambahnya usia dan kemampuan komunikasi mereka yang makin baik. Yang penting adalah selalu responsif dan peka terhadap perubahan pola tangis yang tidak biasa. Dengan memahami makna di balik setiap tangis, kamu gak hanya jadi orang tua yang lebih tenang, tapi juga jadi support system terbaik bagi si kecil.