5 Kebiasaan Buruk Di Masa Muda Yang Meningkatkan Potensi Terkena Penyakit Alzheimer

Kebiasaan Tidur Yang Bisa Membuat Otak Tambah Cerdas
Sumber :
  • freepik.com

Olret –5 Kebiasaan Buruk Di Masa Muda Yang Meningkatkan Potensi Terkena Penyakit Alzheimer 

Dilansir dari halodoc.com, penyakit Alzheimer adalah kondisi otak degeneratif yang menyebabkan penurunan progresif dalam sejumlah aspek. Mulai dari ingatan, kognitif atau kemampuan berpikir, kemampuan bicara dan perilaku.

Penderita pada awalnya akan mengalami gangguan daya ingat bersifat ringan. Contohnya seperti mengalami kesulitan mengingat nama benda, percakapan dengan siapa saja hingga peristiwa yang belum lama terjadi. Hingga semakin memburuk ditandai dengan linglung dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. 

Penyakit ini umumnya terjadi pada lansia di atas 60 tahun, tapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada orang dewasa yang masih muda. 

Penyakit alzheimer sendiri bisa terjadi karena berbagai penyebab. Misal usia, gen, sindrom down, gangguan kognitif, jenis kelamin dan trauma. 

Beberapa kebiasaan buruk di masa muda juga meningkatkan resiko penyakit ini. Nah apa sajakah itu, yuk simak selengkapnya. 

1. Tidak Mencegah Penuaan Pada Otak 

Semakin bertambah usia, semua kinerja organ tubuh akan mengalami penurunan termasuk otak. Dampaknya, terjadi perubahan otak yang memperlambat fungsi kognitif. 

Nah beberapa kebiasaan buruk yang dapat mempercepat penuaan otak seperti mengkonsumsi alkohol, merokok hingga kurang tidur. 

Alkohol sendiri mampu memicu perubahan pada otak yang berkaitan dengan peningkatan risiko demensia sedari awal.

2. Tidak Memeriksakan Kesehatan Pendengaran 

Studi 2011 pada situs Johns Hopkins University menemukan bahwa kaum lanjut usia dengan gangguan pendengaran secara signifikan lebih mungkin mengembangkan demensia. 

Meski tidak berkaitan secara langsung. Penelitian ini sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan pendengaran. Sebab kesulitan mendengar bisa saja menjadi tekanan yang dapat membebani otak, dan kehilangan pendengaran dapat menyebabkan isolasi sosial, yang merupakan faktor risiko demensia.

3. Stress dan Sulit Rileks 

Studi pada American Journal of Geriatric Psychiatry, menjelaskan bahwa di antara orang yang sudah didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan, mereka yang juga mengalami kecemasan punya risiko lebih tinggi dan cepat mengalami penurunan kognitif.

Faktanya, peluang mengembangkan penyakit Alzheimer meningkat sebesar 33 persen di antara orang-orang dengan kecemasan ringan, 78 persen untuk orang-orang dengan kecemasan sedang, dan 135 persen untuk orang-orang dengan kecemasan parah.