Proyek Rahasia ‘More Slim’: Benarkah Samsung Belum Rela Melepaskan Obsesi Ponsel Ultra- Tipis?

Samsung galaxy S26
Sumber :
  • youtube

Olret – Samsung dikabarkan akan meninggalkan generasi ponsel super tipis dengan menghentikan produksi Galaxy S25 Edge dan beralih kembali ke lini Galaxy S26 Plus. Namun, rupanya ambisi perusahaan asal Korea Selatan ini untuk menghadirkan desain ponsel ramping dan ringan belum benar-benar berakhir. Sebuah laporan terbaru dari Belanda mengungkap proyek rahasia bernama “More Slim”, yang disebut-sebut akan membuka jalan bagi perangkat yang bahkan lebih tipis dari Galaxy S25 Edge.

Proyek “More Slim” ini konon telah dikembangkan selama beberapa bulan terakhir, tak lama setelah kegagalan Galaxy S25 Edge di pasaran. Sumber dari NotebookCheck dan SamMobile menyebutkan bahwa proyek dengan kode internal “More Slim” itu merupakan kelanjutan dari pengembangan ponsel tipis yang sempat terhenti. Samsung diduga masih penasaran dengan konsep ponsel ramping dan mencoba mencari formula baru agar desain tipis bisa berjalan beriringan dengan performa serta daya tahan yang layak.

Galaxy S25 Edge memang tampil memukau secara estetika—dengan bodi super ramping dan bobot ringan—namun hal itu datang dengan kompromi besar. Kapasitas baterai yang hanya 3.900 mAh membuat banyak pengguna mengeluh soal daya tahan, sementara harga yang tinggi membuatnya sulit bersaing dengan flagship lain di kelas yang sama. Seperti dilaporkan Reuters, Samsung awalnya memposisikan Galaxy S25 Edge sebagai ponsel desain masa depan, namun pada akhirnya penjualan tidak memenuhi ekspektasi.

Meski begitu, kabar mengenai proyek “More Slim” menunjukkan bahwa Samsung belum menyerah. Beberapa laporan menyebutkan bahwa perangkat baru ini akan memiliki ketebalan di bawah 5,6 mm, bahkan lebih tipis dibandingkan Galaxy S25 Edge. Perangkat ini disebut-sebut akan mengusung layar LTPO AMOLED 6,6 inci, chipset Exynos 2600, dan baterai sekitar 4.300 mAh, yang menandakan upaya perusahaan memperbaiki kelemahan generasi sebelumnya. Namun hingga kini, belum jelas apakah proyek tersebut benar-benar ditujukan untuk ponsel pintar atau justru untuk perangkat lain seperti tablet atau laptop ultra-tipis.

Tantangan utama Samsung masih sama: menciptakan perangkat yang tipis tanpa mengorbankan kapasitas baterai dan performa. Menurut laporan Android Central, setiap upaya memangkas ketebalan selalu berisiko meningkatkan biaya produksi serta mengurangi efisiensi pendinginan perangkat. Di sisi lain, desain tipis masih memiliki daya tarik visual yang kuat, terutama di pasar Asia, sehingga bukan hal mengejutkan bila Samsung memilih untuk tetap bereksperimen di jalur ini.