Gaduh! Imbas Dugaan Pelaporan Balik TNBTS oleh Rombongan Prewedding, Bintang Emon Turut Berkomentar!
- Instagram @bintangemon
Orlet - Kasus kebakaran padang savana di kawasan Gunung Bromo akibat kegiatan foto prewedding menggunakan flare masih terus bergulir.
Dilansir dari viva.co.id sebagian lahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seluas 504 hektar rusak dilahap si jago merah. Polisi telah menetapkan Manager WO sebagai tersangka sedangkan lima lainnya sebagai saksi, termasuk calon pasangan pengantin.
Pelaku secara langsung telah menyampaikan permohonan maaf pada tanggal 15 September 2023. Namun sayangnya, melalui kuasa hukum pasangan yang sempat berbuat onar tersebut berencana menuntut balik Petugas BB TNBTS karena dugaan adanya unsur kelalaian tidak menyediakan fasilitas siaga atau pemadam.
Atas beredar luasnya kabar tersebut, publik dibuat semakin geram. Salah satu artis tanah air yaitu Bintang Emon turut menyuarakan pendapatnya melalui sebuah video yang diunggah dalam akun instagram pribadinya @bintangemon. Beginilah penuturan lengkap komika ternama tersebut.
"Jadi gini, Mas dan tim yang bikin Bromo jadi anget," ucapnya sembari membenarkan letak kamera dan posisi duduk.
"Mungkin beberapa dari kita ngelihat kemarin kebakaran tuh masih ngak apa-apa karena oh yaudah lah tuh bagian dari kesalahan semoga setelah ini bisa dikoreksi jadi lebih baik gitu. Ya walau dipadaminnya pakai duit pajak kita. Yang tiap kita makan, tiap belanja ada duit pajaknya, sebagian tuh buat beresin masalah gara-gara," lanjut pria bernama asli Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra itu berkata panjang lebar sembari menggunakan gesture tangan tanpa menyebut nama orang yang menurut masyarakat umum harusnya bertanggung jawab atas hangusnya sebagian keindahan alam Bromo Tengger Semeru.
"Cuma ya udah ngak papa gitu. Tapi kalau setelah itu malah nuntut, kenapa ngak ada peraturan tertulisnya, kenapa ngak di cek pas masuk, kenapa ngak ditemenin sama petugasnya sampai dalam," ujar suami dari Alca Octaviani tersebut sambil sedikit menjeda kalimat seakan menahan murka.
"Karena selama ini yang main ke sana punya logika dasar Masnya ya, punya common sense, tumbuhan super duper kering jangan kena api kebakaran dia. Sama kayak tangan kita basah jangan cabut colokan kesetrum tuh. Ngak tahu mungkin kalau di rumah Masnya di tiap colokan ada peraturan ya. Tapi di rumah kita ngak ada Mas itu common sense. Sama kayak kita nyebrang ngak ada aturan wajib harus nengok kanan kiri, itu ngak ada. Tapi logika dasarnya kan begitu. Ngak tahu nih mungkin Masnya kalau nyebrang, ngebut kali lari gitu ya. Jadi pas ketabrak nuntut pemerintah gitu. Kenapa ngak dibikin peraturan, kenapa ngak ada petugas dishub yang nemenin saya. Tapi kenyataannya ngak gitu Mas ya logika dasar tuh. Wajib banget dimiliki manusia gitu. Yang gua gondoknya, ini tuh titik awal aturan ribet mungkin kita ngerasa ih di Indonesia banyak banget aturan yang ribet yang dibeberapa titik, itu udah wajar banget nyogok gitu. Ini awal mulanya nih ada kebodohan yang harus ditanggulangi oleh peraturan-peraturan," kritik pria kelahiran tahun 1996 itu seperti sangat menahan emosi.