Xabi Alonso Marah Setelah Kekalahan, Minta Real "Melampiaskan Amarah" pada Man City
- goal
Olret – Setelah kekalahan dari Celta Vigo, Alonso mengakui bahwa Real Madrid sedang marah dan kacau, dan meminta seluruh tim untuk segera merespons saat melawan Manchester City di Liga Champions.
Real Madrid memasuki pertandingan melawan Manchester City di bawah tekanan yang luar biasa setelah kalah 0-2 dari Celta Vigo di Bernabéu. Ini adalah pertandingan kelima dalam tujuh pertandingan terakhir di mana Los Blancos gagal menang, membuat mereka jauh tertinggal dari Barcelona dan berada dalam kondisi mental yang buruk.
Tampil di hadapan media, pelatih Xabi Alonso tak dapat menyembunyikan rasa frustrasinya, berulang kali menekankan bahwa tim harus segera berubah.
Alonso membuka konferensi pers dengan pengakuan jujur: "Kami semua marah, jelas ini bukan pertandingan yang kami inginkan, juga bukan hasil yang kami inginkan." Ia yakin Real Madrid kehilangan semangat mereka sejak dini, terutama setelah cedera Eder Militao: "Sejak awal, cedera Militao membuat kami pusing. Kami harus menyesuaikan segalanya."
Pelatih asal Spanyol itu mengakui timnya gagal mengendalikan permainan: "Kami bermain dengan tempo yang baik, kami menekan, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan. Cedera dan kartu merah mengacaukan rencana."
Real Madrid mengakhiri pertandingan dengan sembilan pemain setelah Fran Garcia dan Carreras diusir keluar lapangan, yang menurut Alonso, membuat mereka tidak mampu memberikan respons yang diperlukan.
Ketika ditanya tentang pertandingan mendatang melawan Manchester City, Alonso menekankan bahwa ini adalah kesempatan bagi tim untuk melupakan kekalahan: "Kami memiliki pertandingan Liga Champions melawan Man City untuk bereaksi dan menghilangkan perasaan tidak menyenangkan ini."
Ia juga menepis rumor bahwa masa depannya terancam: "Kami berjuang untuk tiga poin di Liga Champions. Kami ingin bermain bagus, untuk membuktikan bahwa kami bisa bermain jauh lebih baik daripada hari ini."
Alonso juga tak ragu mengkritik wasit, sesuatu yang jarang ia lakukan: "Kami kehilangan ketenangan karena keputusan-keputusan itu. Saya tidak suka cara wasit menangani situasi, ia membuat kami kehilangan kendali."
Namun, ia tetap berusaha menjaga semangat persatuan: "Kita semua harus terus maju. Kekalahan itu menyakitkan, tetapi tanggung jawabnya ada di tangan semua orang, bukan hanya satu orang."