Misteri Penyakit Bu Sri: Ketika Benjolan Keras Menjadi Sarang Kiriman Gaib
- Youtube
Olret – Kisah horor dari desa terpencil ini bukanlah tentang hantu yang menampakkan diri, melainkan tentang teror yang bersarang di dalam raga. Inilah pengalaman pahit Bu Sri, yang harus berjuang melawan penyakit medis sekaligus santet yang dikirim oleh tetangga yang menyimpan dengki.
Awal Mula Kengerian: Benjolan Keras Tanpa Rasa Sakit
Semua dimulai dengan keluhan sederhana. Bu Sri merasa dadanya berat, seperti ada yang menindih saat rebahan. Tak lama, ia menemukan benjolan sebesar telur di bawah payudara kirinya.
Keanehannya? Benjolan itu terasa sangat keras seperti batu, namun sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit.
Kondisi ini membuat Bidan Ratmi terheran-heran saat memeriksanya. Ia langsung menyarankan rujukan ke rumah sakit. Namun, perjalanan pengobatan medis terhambat. Jadwal Ronsen penuh selama dua hari, memaksa Bu Sri menahan penderitaan yang semakin aneh:
Pergerakan di Bawah Kulit: Bu Sri mulai merasakan sesuatu bergerak di dalam tubuhnya, seolah ada yang berjalan di bawah kulit dari dada ke perut.
Mendengar Larangan: Sebuah suara samar di dekat telinga mengancam bahwa ia akan mati jika keluar rumah. Tubuhnya pun menyusut drastis dalam hitungan minggu.
Melawan Musuh Tak Kasat Mata: Ritual dan Penampakan
Menyadari bahwa ini bukan penyakit biasa, Paimin, suami Bu Sri, segera mencari pertolongan spiritual. Seorang "orang pintar" menyarankan ritual pembersihan dan perlindungan: membakar menyan madu, menabur garam kasar di sekeliling rumah, dan menempelkan tumbukan daun bidara pada dada Bu Sri.
Ritual ini justru memicu serangan balik yang hebat. Rumah mereka berubah mencekam:
Penampakan: Tetangga, Ida, sempat melihat sosok perempuan berambut panjang menggantung di plafon dan anak kecil tak berbaju di kamar Bu Sri.
Suara Aneh: Terdengar suara ketukan keras dari plafon, disusul tawa kecil samar dari atas langit-langit, membuat Bu Sri dan Ida menggigil ketakutan.
Titik Balik Kesembuhan: Keluarnya "Sesuatu" dari Tubuh
Setelah menemui dokter yang memberinya suntikan, Paimin kembali menempelkan daun bidara. Tiba-tiba, Bu Sri menjerit kesakitan dan benjolannya pecah!
Cairan merah kental dan nanah menyembur deras, memenuhi dua ember dalam waktu singkat. Anehnya, di tengah cairan darah itu, Ida melihat sesuatu yang bergerak pelan, seperti jari kecil berwarna pucat. Bu Sri sendiri yakin, yang keluar adalah sosok anak kecil yang mengganggunya.
Tak lama setelah kejadian itu, Paimin menemukan kunci dari semua teror tersebut di samping rumah: bungkusan kain kafan berisi gumpalan rambut dan tali kuning. Setelah bungkusan santet itu dibakar dengan bara api dan garam, terdengar jeritan tajam, dan ketenangan akhirnya kembali ke rumah mereka.
Kebenaran yang Pahit: Dendam yang Dibayar Mahal
Penyembuhan Bu Sri tidak berakhir di situ. Dua hari kemudian, Pak Salim dan istrinya, tetangga mereka, datang dengan tubuh lemas dan wajah pucat, meminta ampun.
"Kami yang nyuruh orang buat nyakitin istri [kamu]," lirih Pak Salim. Motifnya: Iri hati karena Bu Sri dan keluarganya sering dibantu perangkat desa, sementara keluarga Pak Salim tidak.
Dendam dan dengki yang disiram oleh santet itu pun berbalik menghancurkan pengirimnya. Setelah dibantu Paimin dengan sisa daun bidara, istri Pak Salim memuntahkan cairan hitam pekat sebelum jatuh pingsan.
Kisah "MISTERI PENYAKIT BU SRI" adalah pengingat mengerikan bahwa terkadang, penyakit paling mematikan bukanlah virus, melainkan iri hati yang menggerakkan tangan jahat untuk mengirimkan hal-hal kotor.