Kisah Tragis di Balik Kekayaan: Pesugihan Bos Toko Emas yang Berakhir Gagal

Pesugihan Bos Toko Emas
Sumber :
  • Youtube

Olret –  Di balik gemerlap perhiasan dan tumpukan uang, nafsu manusia bisa tak terbatas. Kisah ini datang dari seorang bos toko emas dan berlian di Cirebon yang uangnya sudah tak berseri, namun hatinya masih haus akan kekayaan.

Menabung Saja Tidak Cukup: Ini 5 Tips untuk Jadi Kaya

Ia menemukan "peta harta karun" dalam sebuah majalah lusuh yang berisi berbagai ritual pesugihan. Untuk menjalankan ritual itu, ia butuh pendamping, dan pilihannya jatuh pada Kang Daud, tetangga kontrakannya yang polos.

Ritual Ular di Gua Keramat

Tahun 2006, sang bos mengajak Kang Daud "liburan" ke Cilacap. Ternyata, tujuan mereka bukanlah pantai, melainkan sebuah gua keramat yang disebutkan di majalah. Mereka menemui seorang kakek yang dipanggil Mbah, lalu memesan sesaji seharga Rp500 ribu.

Ustadz Khalid Basalamah Sebut Sedekah Bukan Mengurangi Harta, Justru Melipatgandakannya

Mbah memberi satu syarat: jangan menyalakan api, jangan berbicara, apa pun yang terjadi, hadapi.

Malam itu, di dalam gua yang gelap gulita, hening yang mencekam memecah ketakutan. Sesuatu yang dingin dan lembek menyentuh punggung Kang Daud. Setelah diraba, ternyata itu adalah ular raksasa berwarna cokelat kekuningan, sebesar paha orang dewasa.

Sinopsis & Daftar Pemeran Film “Pamali: Tumbal”, Film Horor Indonesia yang Siap Menghantui

Ular itu bergerak, meliuk, mengawasi mereka dengan mata tajamnya. Panik, sang bos melanggar pantangan, menyalakan lilin. Seketika, ular itu menghilang. Ritual pertama pun gagal.

"Itu ujian," ujar Mbah. "Jika kalian diam, kalian akan berhasil."

Pertaruhan Nyawa di Pemakaman Umum

Tak mau pulang dengan tangan hampa, sang bos meminta ritual lain. Mbah menawarkan ritual kedua yang lebih berat, di sebuah pemakaman umum. Kali ini, syaratnya mengerikan: butuh tumbal dari musuh, atau lebih baik jika masih ada hubungan darah.

Sang bos memilih sepupu jauhnya. Foto perempuan itu dicetak, lalu diletakkan di sesaji. Malam berikutnya, mereka duduk di tengah makam, sesaji di depan. Tiba-tiba, dua pocong pembawa obor muncul dan mengitari mereka.

Suara gamelan terdengar, dan rumput yang mereka duduki berubah menjadi kuning keemasan. Tiga karung goni dan guci tanah liat muncul di depan mereka. Harta yang dijanjikan sudah di depan mata.

Namun, dari kegelapan, muncul sosok perempuan yang wajahnya sama dengan foto di sesaji. Ia menangis, "Kamu jahat... kenapa tega sama aku?"

Ia meraih tangan sang bos, menggigitnya, membuat ritual buyar. Guci dan karung menghilang, rumput kembali normal. Hujan turun deras. Sang bos menatap lengannya yang memiliki bekas gigitan, bukti kegagalan ritual yang kedua kalinya.

"Yang pertama hampir berhasil, tapi ujian ular membuat kalian gagal," jelas Mbah. "Yang kedua ini pun gagal. Kalau mau ulang, harus menunggu bulan depan."

Meskipun memiliki segalanya, nafsu tak berujung sang bos membawanya ke jalan gelap yang nyaris merenggut nyawa dan akal sehatnya. Kisah ini menjadi pengingat bahwa kekayaan, jika didapat dengan cara yang salah, bisa menjadi bumerang. Sebuah pelajaran pahit yang harus dibayar mahal: setiap pilihan gelap, pasti punya bayangan panjang.

Catatan Editor

Cerita ini disadur dari kisah nyata yang diunggah di kanal YouTube Malam Mencekam. Nama, lokasi, dan detail lain mungkin telah diubah untuk kepentingan narasi. Konten ini bertujuan sebagai hiburan dan tidak menganjurkan praktik spiritual yang dijelaskan di dalamnya.