Gangguan Mental Sama Dengan Kurang Iman? Ini Penjelasan Ustadz dr Raehanul Bahraen
Olret – Kesehatan mental sering kali menjadi topik sensitif yang dihubungkan dengan keimanan seseorang. Banyak yang beranggapan bahwa masalah kesehatan mental adalah tanda iman yang lemah atau kurangnya doa.
Namun, benarkah demikian? Dalam sebuah video, Ustaz Dr. Raehanul Bahraen memaparkan pandangan yang lebih komprehensif dan mencerahkan.
1. Gangguan Kesehatan Mental Bukan Sekadar Masalah Iman
Ilustrasi gangguan kesehatan mental berupa depresi
- https://www.pexels.com/@olly
Ustaz Dr. Raehanul Bahraen menjelaskan bahwa gangguan kesehatan mental memiliki penyebab yang multifaktorial, bukan hanya karena iman yang kurang.
Faktor genetik, pola asuh, kondisi biologis, bahkan trauma akibat bencana alam seperti banjir atau gempa bumi, semuanya dapat berkontribusi. Menghadapi trauma bencana alam dengan perasaan tertekan adalah respons alami manusia, bukan tanda kelemahan iman.
2. Berhenti Menghakimi, Mulai Memahami
Salah satu poin terpenting dari video ini adalah seruan untuk menghentikan stigma. Ustaz Dr. Raehanul Bahraen secara tegas menasihati agar kita tidak menghakimi mereka yang menderita gangguan mental sebagai orang yang kurang beriman atau kurang berdoa.
Sikap menghakimi justru dapat memperburuk keadaan dan membuat mereka merasa sendirian.
3. Pendekatan Manusiawi dan Profesional
Psikolog
- https://www.freepik.com/
Alih-alih menghakimi, kita harus mendekati mereka dengan penuh kasih sayang dan pemahaman. Ustaz Dr. Raehanul Bahraen menyarankan untuk menggunakan pendekatan psikologis yang empatik.
Jika kondisinya parah, ia merekomendasikan untuk segera mencari bantuan profesional dari psikiater atau psikolog. Menerima bantuan medis dan profesional adalah langkah yang bijak, bukan tanda ketidakberdayaan.
Video ini adalah pengingat yang kuat bahwa kesehatan mental adalah isu kompleks yang memerlukan pemahaman, empati, dan dukungan, bukan penghakiman. Mari kita sebarkan pesan ini dan ciptakan lingkungan yang lebih suportif bagi semua orang.