Kurangi Kecanduan Ponsel Pada Anak, Achmad Irfandi Pelopori Kampung Lali Gadget

Achmad Irfandi, pelopor Kampung Lali Gadget
Sumber :
  • satu-indonesia.com

Olret – Sore hari di sebuah kediaman kecil dengan empat anggota keluarga. Seorang ibu tengah mempersiapkan masakan untuk makan siang keluarga kecilnya.

Kisah Trisno, Sulap Dusun Kecil Menjadi Desa Wisata Menari Yang Mempesona

Rusuh langkah kaki memasuki rumah diikuti teriakan "Assalamualaikum, Ibuk aku pulang!" pun mengalihkan perhatian sang ibu sejenak dari rutinitasnya.

Sebut saja Asma, bocah kelas dua sekolah dasar yang baru saja kembali dari sekolah.

Dharma Sucipto, Lewat Ekstrakulikuler Sekolah Ciptakan Berbagai Kreasi Jajanan Sehat

Usai berganti seragam dan mencuci tangannya, Asma lanjut bertanya kepada sang ibu, "Bu, ponsel adek mana?"

Yah, cerita di atas mungkin pernah dialami banyak orang, bahkan mungkin sudah menjadi makanan sehari-hari.

Dirikan Pabrik Keju, Noviyanto Membuat Peternak Susu Kembali Tersenyum

Miris bukan? Ketika hal pertama yang dicari si kecil setelah pulang sekolah adalah ponsel untuk bermain.

Bermodal keresahan yang sama, Achmad Irfandi, sosok inspiratif asal Dusun Bander, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mendirikan sebuah proyek bermain dan belajar bagi anak agar tidak kecanduan ponsel atau gawai.

Mengutip dari satu-indonesia.com, dengan keprihatinan akan masa depan anak-anak di era teknologi tinggi ini, pemuda lulusan S1 dan S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Surabaya tersebut mendirikan proyek Kampung Lali Gadget di desa tempatnya tinggal.

Kampung Lali Gadget ia mulai sejak 1 April 2018. Achmad Irfandi menggerakan proyek ini dengan tujuan mengurangi kecanduan anak-anak bermain ponsel dengan mengadakan konservasi budaya yang mengangkat beragam jenis permainan tradisional.

Melalui seruan "Keluar dari rumah dan bermainlah!" Irfandi mengajak anak-anak untuk sejenak meletakkan ponsel mereka dan bermain bersama.

Menurutnya fitrah anak itu ya bermain dan belajar. Bukan malah berdiam di rumah sembari menatap layar ponsel.

Karena meskipun dianggap tidak berbahaya, kecanduan ponsel pada anak dapat mengakibatkan dampak buruk seperti kurangnya sosialisasi, pikiran anak tidak fokus, dan emosinya tidak stabil.

Kampung Lali Gadget

Kampung Lali Gadget

Photo :
  • Instagram/ kampunglaligadget

Irfandi memulai proyek ini dengan meminjam tanah milik perangkat desa yang berukuran 45 x 50 m.

Ia mengajak rekan-rekannya, dan sejumlah pemuda di Desa Pagerngumbuk dan Sidoarjo untuk ikut berpartisipasi sebagai perencana, fasilitator, edukasi, dan pendamping.

Aktivitas yang digelar melalui program ini meliputi edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa, dan permainan tradisional.

Pada agenda pertama terdapat sekitar 475 anak dari Sidoarjo dan surabaya berkunjung ke Kampung Lali Gadget untuk bermain.

Di sana mereka akan diajak bermain secara tematik dan berbeda-beda setiap akhir pekan.

Misalnya, pekan ini di Kampung Lali Gadget mengadakan tema bermain di lumpur, dan minggu berikutnya mereka akan membawa tema baru lagi seperti bermain dengan dedaunan.

Selain itu, sejumlah permainan tradisional anak seperti egrang, klompen tali, klompen panjang, gasing, yoyo, dan sebagainya juga disediakan di Kampung Lali Gadget.

Irfandi berharap dengan adanya Kampung Lali Gadget ini tidak hanya sekadar mengalihkan perhatian anak dari ponsel, tetapi juga membantu mereka berkembang menjadi generasi penerus yang berbudi pekerti dan melestarikan budaya.

SATU Indonesia Awards

Melalui proyek Kampung Lali Gadget, Achmad Irfandi mendapatkan apresiasi dari ASTRA melalui program SATU Indonesia Awards pada tahun 2021 lalu melalui kiprahnya di bidang pendidikan.

Program SATU Indonesia Awards merupakan program apresiasi ASTRA yang diberikan kepada anak muda Indonesia, baik secara individu maupun kelompok, yang ikut mempelopori dan melakukan berbagai perubahan untuk berbagi dengan masyarakat di sekitarnya.

Baik di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Kini setelah lima tahun berjalan, Kampung Lali Gadget telah mengalami perkembangan yang pesat, dengan semakin banyaknya jenis permainan, edukasi, serta anak-anak yang berkunjung.

Kampung Lali Gadget

Photo :
  • Instagram/ kampunglaligadget

Mengutip dari akun Instagram @kampunglaligadget, kini ada sekitar 100 penggerak dolanan diberdayakan, lebih dari 10.000 anak mendapatkan edukasi bermanfaat, pengunjung berdatangan dari 15 provinsi dan 12 negara belajar di Kampung Lali Gadget.

Lebih dari 120 jenis permainan klasik digalakkan kembali, serta lebih dari 10.000 alat mainan tradisional diedarkan, lebih dari 200 lembaga pendidikan atau komunitas berkolaborasi, dan lebih dari 30 tema permainan tradisional di-eksplorasi di Kampung Lali Gadget.

Semoga gerakan baik yang dilakukan Achmad Irfandi untuk melestarikan budaya tradisional dan menyelamatkan anak-anak dari kecanduan gawai bisa menjadi semangat dan dorongan bagi pemuda lainnya untuk ikut membangun dan mensejahterakan lingkungan sekitar.