Nur Rahmi Yanti, Pelopor Usaha Shorgum NTB dengan Omset Ratusan Juta di Era Pandemi

Nur Rahmi Yanti
Sumber :
  • Humas Astra

Tingginya permintaan pasar membuat petani binaan yang awalnya hanya 10 orang akhirnya terus berkembang hingga menjadi 1000 orang. 

Inisiatif Aparatur Gampong Peunyeurat Memberdayakan Masyarakat, Inovatif Mendaur Ulang Limbah

Lahan yang awalnya hanya ada di 2 desa di Lombok Tengah kemudian menyebar hingga ke 22 desa di Kabupaten Bima, Kabupaten Mataram, dan Lombok Tengah di tahun 2021. Bahkan garapan lahan sorghum ini mencapai kurang lebih 500 Ha.

Menurut laporan, petani bahkan menghasilkan hingga 10 ton shorgum perbulan dari yang awalnya hanya 5 ton saja.

Daya Pikat Desa Wisata Sei Sekonyer di Pedalaman Hutan Tropis Kalimantan

Dengan harga beli shorgum kering senilai Rp5.000 per kilogram, petani bisa mendapatkan omset sekitar Rp35 juta dari produksi 8 ton per Ha selama masa tanam 3.

Lahan untuk Pasokan Shorgum Nasional

Eksotisnya Panorama Alam dan Budaya Lokal Desa Wisata Budo

Di tahun 2023 ini, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Fathul Gani, menyebutkan bahwa pihaknya akan menyiapkan 2 Ha lahan untuk pengembangan shorgum di Lombok Tengah dan Sumbawa.

Memprioritaskan ini dilakukan karena potensi lahan shorgum di NTB dinilai sangat luar biasa. Sehingga pemerintah daerah berharap agar NTB bisa menjadi salah satu daerah sentra shorgum nasional.

Sebagai tambahan informasi, shorgum adalah tanaman yang tidak butuh terlalu banyak air karena bisa hidup di lahan tadah hujan. Selain itu, dari ratusan hektar lahan, petani juga bisa menerapkan pola seling antara penanaman jagung dan shorgum.

Wirausaha Shorgum yang Meroket saat Pandemi

Nur Rahmi Yanti

Photo :
  • Antara News

Tak lelah melakukan inovasi di tengah gempuran makanan kekikian membuat kewirausahaan shorgum Nur Rahmi Yanti tetap menguat, bahkan ketika pandemi.

Tercatat ada 20 varian shorgum telah dipasarkan ke Medan, Pekanbaru, Jakarta, Surabaya, Malang, dan Bali, serta 7 negara secara internasional.

Di tahun 2020, Nur Rahmi Yanti mengaku awalnya hanya mengekspor 1000 produk shorgum ke Singapura Belanda, Tiongkok. Saat itu ia mengaku bahwa nilai produknya masih kecil, hanya Rp20 juta saja.

Namun seiring berjalannya waktu, permintaan dari mitra bisnisnya di Turki dan Dubai datang di 2021. Pesanan ini pun membawa pundi-pundi rupiah yang lebih besar bagi Nur Rahmi Yanti dan para petani. Total nilai ekspor produk ini bahkan dilaporkan naik 100% menjadi Rp40 juta.

Tidak berhenti sampai di situ, omset Nur Rahmi Yanti semakin meroket di awal 2022 ketika permintaan datang dari Malaysia dan Timor Leste. Bahkan saat itu ia berhasil mengirim barang senilai Rp700 juta.

Halaman Selanjutnya
img_title