Liverpool Sungguh Mengecewakan

Melihat para veteran Mohamed Salah dan Virgil van Dijk tak berdaya di depan gawang kokoh Man City, saya merindukan Luis Diaz atau Darwin Nunez yang berkaki kayu – pemain-pemain yang mampu menciptakan terobosan-terobosan gemilang. Tentu saja, kita tak bisa tidak menyebut mendiang striker Diogo Jota.

Selain itu, apakah Anda masih ingat Trent Alexander-Arnold? Tentu saja. Namun, yang paling berkesan bagi Trent adalah Salah dan Guardiola. Salah kekurangan pemain yang mampu menggiring bola ke belakang sehingga ia bisa berakselerasi, mengecoh lawan, dan mencetak gol.

Liverpool kekurangan seorang spesialis yang, meskipun pertahanannya buruk, sangat piawai dalam tendangan bebas langsung, tendangan sudut, atau sekadar mengoper bola dengan akurasi hampir 100%.

Dan apa yang diingat Guardiola tentang Trent? Tentu saja. Tanpa Trent, sayap kiri Man City bebas bergerak maju tanpa perlu mengkhawatirkan lini belakang. Mereka justru kurang khawatir ketika Salah "sendirian" di lapangan.

Tanpa Trent, Doku benar-benar berkeliaran tanpa ada siapa-siapa dan tampil sangat impresif. Hadiahnya adalah penghargaan Pemain Terbaik untuk pertandingan ini.

Investasi yang disebut "rekrutan baru" seperti Isak gagal, Ekitike tampil buruk melawan Man City, dan Frimpong "menghilang", Kerkez butuh waktu lama untuk menggantikan Robertson tetapi tidak pernah menunjukkan kemampuannya menggantikan seniornya, dan Wirtz mencoba tetapi tidak cukup.

Tentu saja, tim Slot juga menghadapi beberapa kerugian di beberapa momen penting. Gol Van Dijk yang dianulir saat Liverpool tertinggal 0-1. Kegagalan Cody Gakpo di tiang jauh saat skor 0-2. Namun, hal-hal tersebut tidak dapat membenarkan kekalahan telak dan risiko krisis Liverpool yang akan segera terjadi.