Alasan Christian Eriksen Tolak Wrexham Terungkap
Olret – CEO Wrexham, Michael Williamson, mengungkap alasan Christian Eriksen menolak pendekatan klub pada jendela transfer musim panas lalu. Gelandang asal Denmark ini awalnya khawatir diminta tampil dalam serial dokumenter populer Wrexham, Welcome to Wrexham. Sebagai gantinya, Eriksen memilih bergabung dengan klub Bundesliga, Wolfsburg, sebagai agen bebas.
Penolakan Eriksen terhadap Wrexham
Eriksen tengah mencari klub baru setelah meninggalkan Manchester United pada musim panas. Wrexham, yang baru saja promosi ke Championship, mencoba secara ambisius untuk merekrut gelandang berusia 33 tahun itu. Namun, pembicaraan cepat terhenti, mengecewakan co-owners Ryan Reynolds dan Rob McElhenney. Williamson menjelaskan melalui That Wrexham Podcast bahwa pihak Eriksen awalnya salah memahami maksud klub.
"Saya menghubungi agennya dan yang menarik pada panggilan pertama adalah reaksinya, 'Kami tidak ingin ceritanya masuk dalam dokumenter, karena sudah banyak kesempatan untuk dokumenter tentang ceritanya.' Dia mengira kami menghubungi bukan karena kemampuan sepak bolanya, tapi karena ingin cerita dokumenter. Saya bilang, 'Tunggu sebentar. Saya bahkan tidak terpikir soal itu'," kata Williamson.
"Jelas saya tahu soal itu, tapi itu bukan alasan kami menghubungi. Kami menghubungi karena dia berpotensi menjadi pemain menarik, kami mencari pemain yang bisa bermain di Championship. Pemain yang bisa membuat perbedaan dan membantu kami kompetitif di lapangan. Setelah saya jelaskan tujuan kami yang sebenarnya, yaitu membangun skuad kompetitif dan saya bahkan tidak berpikir dari sisi dokumenter, percakapan berjalan dengan baik."
Williamson, yang pernah menjabat di dewan Inter Milan saat Eriksen bermain di sana, mengatakan bahwa setelah tujuan Wrexham dijelaskan, percakapan menjadi positif. Namun, gelandang Denmark itu akhirnya memutuskan melanjutkan karier di klub papan atas dan menandatangani kontrak dengan Wolfsburg pada September.
Perhatian media menjadi hal positif bagi Wrexham
Meskipun gagal mendapatkan pemenang Serie A dan FA Cup, Williamson menilai Wrexham diuntungkan dari perhatian media yang muncul saat mencoba merekrut Eriksen. "Saya tidak mengira agennya akan mengatakan itu karena biasanya percakapan seperti ini bersifat rahasia. Tapi hal itu memberi sinyal di pasar pemain bahwa kami serius ingin kompetitif. Itu penting karena banyak orang bertanya, 'Apa yang Wrexham lakukan? Awalnya mereka terlihat tenang, tapi sekarang mereka ingin kompetitif,'" ujarnya.
Perhatian tersebut membantu Wrexham mendapatkan sejumlah rekrutan penting, termasuk Kieffer Moore, Josh Windass, Liberato Cacace, Lewis O’Brien, dan Conor Coady. Klub bahkan memecahkan rekor transfer tiga kali, menghabiskan sekitar £33 juta, termasuk £10 juta untuk penyerang Wales, Nathan Broadhead. Rekrutan-rekrutan ini membantu klub tetap bersaing di kasta kedua sepak bola Inggris.
Wrexham menyesuaikan diri dengan Championship
Dalam beberapa tahun terakhir, Wrexham naik dengan cepat melalui piramida sepak bola Inggris. Perjalanan mereka diceritakan dalam serial dokumenter pemenang Emmy, Welcome to Wrexham, yang tayang di Disney+. Dokumenter ini dimulai dari Liga Nasional sebelum meraih promosi beruntun ke League One. Musim lalu, tim asuhan Phil Parkinson memenangkan promosi otomatis, menempatkan mereka satu tingkat di bawah Premier League. Saat ini berada di peringkat 16 Championship, namun hanya terpaut lima poin dari zona play-off, Williamson menegaskan bahwa kemajuan klub tetap berada di jalur yang tepat.
"Perlu beberapa jendela transfer untuk membangun skuad yang mampu menantang promosi. Tapi kami bergerak ke arah yang benar, dan itu menyenangkan," ujarnya.
Wrexham terus menunjukkan bahwa mereka bisa bersaing dengan klub-klub besar Inggris, meski promosi ke Premier League pada percobaan pertama akan menjadi hal yang luar biasa. Klub asal Wales ini terus mendorong ke arah yang tepat untuk mencapai kasta tertinggi.