VOC Bangkrut karena Korupsi? Ini Fakta Mengerikan di Balik Runtuhnya Kongsi Dagang Terkaya dalam Sejarah!
- Ist
Olret – VOC, kongsi dagang terkaya sepanjang sejarah, bangkrut bukan hanya karena persaingan, tapi juga korupsi dan keserakahan. Simak fakta mengerikan di balik kehancurannya!
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) bukan sekadar perusahaan dagang biasa. Didirikan pada 1602, kongsi dagang Belanda ini tumbuh menjadi kekuatan ekonomi, militer, dan politik terbesar di Asia.
Dengan hak istimewa dari pemerintah Belanda, VOC bisa membangun benteng, memiliki tentara, bahkan memerintah wilayah jajahan.
Modal awal VOC mencapai 6,4 juta gulden (setara Rp2 triliun saat ini), didapat dari sistem saham modern pertama di dunia.
Mereka menguasai perdagangan rempah-rempah, sutra, teh, dan komoditas berharga lainnya, menghasilkan keuntungan fantastis—bahkan pernah membagikan dividen 40% kepada pemegang saham!
Strategi Brutal VOC: Monopoli dengan Darah dan Air Mata
Untuk mempertahankan monopoli, VOC tak segan menggunakan kekerasan:
- Pembantaian Banda (1621): Hampir seluruh penduduk Kepulauan Banda dibunuh atau diusir demi menguasai produksi pala.
- Pengepungan Batavia (1619): Jayakarta dihancurkan, diganti menjadi Batavia (Jakarta sekarang).
- Perang dengan Kerajaan Lokal: VOC kalah di Taiwan, Vietnam, dan India akibat perlawanan sengit.
Namun, kekejaman ini justru membebani keuangan VOC. Biaya perang dan logistik membengkak, sementara keuntungan dari rempah mulai menurun.
Korupsi dan Salah Kelola: Awal Keruntuhan VOC
Ilustrasi VOC atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.
- Ist
Di balik gemerlap kekayaannya, VOC digerogoti korupsi sistemik:
- Pegawai VOC Gaji Rendah, Tapi Kaya Mendadak
- Gaji kecil memicu praktik gelap: penyelundupan, pungli, dan perdagangan ilegal.
- VOC dijuluki "Vergaan Onder Corruptie" (Hancur karena Korupsi).
- Dividen Fiktif untuk Tutupi Kerugian
- Meski merugi, VOC tetap membagikan dividen tinggi dengan cara berutang.
- Utang menumpuk hingga 43 juta gulden setelah kalah perang dengan Inggris (1780-1784).
Sistem Administrasi Ambruk
Laporan keuangan hanya dibuat sekali 10 tahun, memudahkan manipulasi.
Banyak pejabat VOC lebih peduli kekayaan pribadi daripada nasib perusahaan.
Akhir Tragis: VOC Dibubarkan, Utang Ditalangi Negara
Pada 31 Desember 1799, VOC resmi bangkrut dan dibubarkan. Pemerintah Belanda mengambil alih utang dan asetnya. Faktor utama kehancurannya:
- Korupsi merajalela di semua level.
- Persaingan dengan Inggris (EIC) yang lebih efisien.
- Biaya perang dan monopoli tidak sebanding dengan pendapatan.
- Perubahan pasar: Rempah bukan lagi komoditas paling menguntungkan.
Warisan VOC: Kekayaan untuk Belanda, Penderitaan untuk Nusantara
VOC meninggalkan jejak kelam:
- Eksploitasi massal terhadap penduduk lokal.
- Sistem tanam paksa yang diteruskan Hindia Belanda.
- Pembantaian etnis Tionghoa 1740 di Batavia.
Kini, VOC menjadi pelajaran penting: tidak ada perusahaan yang terlalu besar untuk runtuh—apalagi jika korupsi merajalela. *OF