Pelatih Luis Enrique Mengejutkan Seluruh Eropa, PSG Buat Inter Milan Tak Berdaya

Achraf Hakimi
Sumber :
  • thethao247.vn

Olret – Kemenangan telak PSG atas Inter Milan dengan skor 5-0 membuat Luis Enrique menjadi pelatih kedua dalam sejarah yang meraih treble dengan dua klub berbeda, bergabung dengan Pep Guardiola.

6 Destinasi Hebat Marcus Rashford Jika Tinggalkan Barca, PSG Hingga Arsenal

Luis Enrique telah menuliskan namanya dalam sejarah sepak bola Eropa setelah memenangkan Liga Champions 2024/25 bersama Paris Saint-Germain, melengkapi treble hebat Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions.

Pada final di Munich, PSG menunjukkan kekuatan superior mereka dengan menghancurkan Inter Milan 5-0, menegaskan posisi mereka sebagai kekuatan baru dan menandai momen Enrique masuk dalam jajaran legenda.

Liga Champions Menggemparkan Dengan Mahakarya Solo Ala Son Heung-min

Kemenangan ini bukan hanya pertama kalinya PSG mengangkat trofi perak paling bergengsi di Eropa, tetapi juga menempatkan Enrique setara dengan Pep Guardiola - satu-satunya orang yang sebelumnya memenangkan treble dengan dua tim berbeda (Barcelona dan Manchester City).

Enrique melakukan ini dengan Barca pada tahun 2015 ketika ia memiliki trio atom Messi - Suarez - Neymar. Sepuluh tahun kemudian, ia mengulangi prestasi itu dengan tim PSG yang masih muda, dengan usia rata-rata hanya 25,3 tahun dalam susunan pemain inti di final.

Courtois: "Real Terlalu Buruk, Sementara Liverpool Sangat Bagus"

Hingga saat ini, Enrique telah memenangkan semua delapan final klub utama yang diikutinya: tiga Copa del Rey, satu Liga Champions dan satu Piala Dunia Antarklub bersama Barcelona, ​​​​dua Coupe de France bersama PSG, dan sekarang gelar Liga Champions keduanya. Piala Super Spanyol 2016 adalah satu-satunya kekalahannya - yang semakin menonjolkan kualitasnya sebagai "orang yang berada di momen-momen besar".

Kampanye PSG musim ini telah menjadi model konsistensi dan efisiensi. Mereka memenangkan Ligue 1 tujuh putaran awal dengan 84 poin, mengalahkan Reims 3-0 di final Coupe de France, dan berakhir dengan kemenangan bintang 5 atas Inter - pertandingan di mana Enrique sepenuhnya menunjukkan keterampilan strategis dan psikologisnya.

Yang perlu diperhatikan, PSG asuhan Enrique tidak membutuhkan bintang-bintang yang terlalu cemerlang atau identitas pribadi yang terlalu besar.

Tim ini beroperasi seperti mesin yang tersinkronisasi, memanfaatkan semaksimal mungkin pemuda, kecepatan, dan kekompakan. Munculnya nama-nama seperti Desire Doué, Kvaratskhelia, Vitinha atau Barcola menunjukkan kemampuan membangun kolektif berkelanjutan yang dikejar Enrique.

Halaman Selanjutnya
img_title