Tottenham Juara, Roy Keane Manfaatkan Kesempatan "Ejek" Arsenal

Arsenal 0-1 PSG, Liga Champions April 2025
Sumber :
  • Theguardian.com

Olret – Setelah Tottenham mengalahkan Manchester United 1-0 di final Liga Europa, legenda Roy Keane melontarkan beberapa komentar pedas, termasuk sindiran terhadap Arsenal dan komentar tentang masa depan manajer Ange Postecoglou.

Berita Transfer Hari Ini : Jorginho Ingin Tinggalkan Arsenal, Luis Diaz Akan Meninggalkan Liverpool Seharga £70 Juta?

Satu-satunya gol Brennan Johnson setelah situasi kacau di area penalti membantu Spurs mengakhiri paceklik trofi selama 17 tahun dan lolos ke Liga Champions musim depan.

Ini dianggap sebagai pencapaian hebat bagi tim London Utara, terutama dalam konteks musim Liga Primer mereka yang mengecewakan ketika mereka hanya berada di peringkat ke-17 dengan 21 kekalahan setelah 37 putaran.

Berita Transfer Terkini : Man United Incar Justin Kluivert, Crystal Palace Mengincar Diomande

Di CBS Sports, Roy Keane, mantan kapten Man Utd dan pakar saat ini, tidak melewatkan kesempatan untuk membandingkan prestasi Tottenham dengan Arsenal:

"Spurs telah memenangkan lebih banyak trofi daripada Arsenal musim ini. Mereka selalu dikritik, tetapi malam ini mereka bukan Tottenham seperti biasanya, mereka bertahan dengan baik, bermain tidak begitu baik dalam menyerang tetapi tetap menang, itulah yang penting." Komentar ini ditujukan pada stereotip lama bahwa Ayam Jantan sering kali runtuh di saat-saat genting.

Berita Transfer Terkini : Manchester United Incar Jonathan David, PSG Tetapkan Harga Untuk Donnarumma

Akan tetapi, meski meraih kemenangan bersejarah, masa depan pelatih Ange Postecoglou masih diragukan. Sebelum pertandingan, Keane dan Jamie Carragher meramalkan bahwa pelatih Australia itu bisa dipecat, terlepas dari hasil final.

“Saya tidak akan terkejut jika dia tidak menjadi manajer Spurs musim depan,” kata Carragher. Keane setuju: "Sangat sulit menerima 21 kekalahan. Jika dia memenangkan gelar, mungkin ini saat yang tepat baginya untuk keluar dengan bermartabat.

Carragher juga menekankan bahwa gaya kepelatihan Postecoglou, dengan tekanan tinggi yang konstan dan serangan yang berdedikasi, meskipun menarik bagi para penonton, membuat skuad Spurs yang tipis rentan terhadap cedera.

"Bahkan konferensi persnya terkadang lebih menarik daripada permainan tim. Sepertinya Postecoglou selalu bertengkar dengan media, dan itu mungkin mencerminkan tekanan yang dialaminya."

Namun, dengan Piala Eropa pertama dalam hampir dua dekade dan tiket ke Liga Champions, Postecoglou masih pantas mendapatkan pengakuan. Bagi para penggemar Tottenham, gelar ini juga menandai perubahan citra klub, dari tim yang selalu dikenal kurang beruntung dalam meraih gelar, menjadi tim yang kini mampu mengalahkan tim kaya tradisi seperti Man United, untuk mengangkat trofi Liga Europa.