Menepis Kekosongan dan Luka

Ilustrasi Pasangan
Sumber :
  • Pexels/João Jesus

OlretLuka dan sepi belakangan ini sering mengganggu sebagian orang. Namun, semua hal yang terjadi begitu mendadak terkadang tak bisa dihindarkan.

Debi Sagita Rayakan Satu Tahun Pernikahan dengan Pesan Manis untuk Marco Ivanos

Tidak salah jika ingin bersedih dan menangis. Kelas, waktu akan menjawab semua rasa di hati.

Tatapan Luka

Tatapan luka telah mengangkasa

9 Herbal Terbaik Untuk Kesehatan Hati, Ginseng, Akar Manis, Kunyit, dan Jahe

Semesta menariknya naik, membalurnya dengan kemilau pelangi

Aku lupa, bahkan aku tak ingat

4 Kebiasaan Pagi Hari yang Membahayakan Hati, Salah Satunya Menahan Kencing

Dahulu, air mataku seakan tak mengering

 

Mereka tak tahu, mereka tak paham

Angin pernah memanjakan anganku, lepas dari ragaku

Retak dan koyakan luka itu tak abadi

Kini hujan mengembalikan anganku, tak membiarkannya pergi, lagi

Mendekap Selalu Cinta

Tak pernah lupa, dahulu hingga sekarang

Pendeskripsiannya sama saja, luar biasa sepi

Batas kesendirian, tanpa seorang teman

“aku selalu ada,” katanya, lalu ia menghilang bersama senja

 

Mendekap, selalu cinta, ungkapnya

Nyatanya semesta memilih meninggalkan, sendiri

Menyayangi untuk membenci

Tak akan kemana-mana yang selalu hilang, aku melemah

 

Menepis Kekosongan dan Luka

Dedaunan berguguran bersama harapan untuk bersama

Bersama menepis kekosongan dan luka

Debur ombak menyapu angan yang lepas

Batas tak kasat mata antara angan dan ingin

 

Angin menerbangkan sekelumit rindu

Rindu akan bayangmu yang menjebakku

Jebakan pada batas aku dan kamu

Hati Tak Bertuan

Lelah, menyeret langkah kaki untuk tetap berjalan

Gelap, tanpa purnama, tanpa suara

Sendiri, berkawan angin dan bayangan

 

Tuan memanggilku

Kucoba berpaling dari hati yang kosong

Hati tak bertuan

Memilih Tuan yang mendekap inginku

Semua nestapa seakan sirna, Tuan mengisi kosongku

 

Pemilik Hati

 

Hati tak bertuan

Tuan tanpa suara

Suara selamat tinggal

Tinggalkanku seorang diri

 

Hati tak bertuan

Tuan pilu menyapaku

Menyapaku dalam purnama

Purmana rindu akan hadirmu

 

Ada Tidaknya Kamu

 

Ada tidaknya kamu, kepalaku penuh dengan ambisi dalam angan

Angan yang melemahkanku, nyatanya semua melelahkan

Ku bertanya pada bintang, bolehkah ku bersandar?

Ia memberiku malam dingin yang sunyi

 

Ada tidaknya kamu, jiwaku tetap menanti

Menanti genggaman dunia

Jalan berliku pikiranku tidaklah sama

Ambisi yang luruh, seiring akal sehat yang nyata