Kadang Orang yang Paling Buruk Masa Lalunya, Akan Menjadi Paling Baik Masa Depannya

Kadang Orang yang Paling Buruk Masa Lalunya
Sumber :
  • Youtube

Olret – Dulu jahil sekarang berhijrah, tidak bermakna sudah alim, namun berusaha memperbaiki diri. Jika hari ini terjatuh, mungkin hari esok bisa berdiri tegak, jika hari ini di bawah, bisa jadi hari esok berada di atas, jika hari ini ketinggalan, mungkin hari esok berada di depan, jika hari ini di uji dengan cobaan, mungkin hari esok mendapatkan kemenangan.

4 Perubahan Kulit yang Bisa Jadi Pertanda Penyakit Liver

"Adakala orang yang paling buruk masa lalu, akan menjadi paling baik di masa depan " ( sayyidina Umar )

Maka janganlah kita menilai hanya dari luarnya saja, karena kita tidak tau isi dari kesucian hatinya. Dan bagi kamu yang pernah mempunyai masa lalu yang buruk dan merasa sangat terpuruk, ingatlah bahwa masa depanmu masih cerah jika kamu berusaha dan berdoa semaksimal mungkin. Ikhlaskan semua luka masa lalu, jadikan sebagai pengalaman berharga.

Jika Orang Lain Salah di Matamu, Mungkin Ada yang Harus di Perbaiki Dengan Hatimu.

5 Jebakan Pertanyaan untuk Mengetes Kesetiaan Pasanganmu

Kadang Orang yang Paling Buruk Masa Lalunya

Photo :
  • Youtube

Jika ada orang yang berani mengkritik kita, berarti dia peduli tentang kita. Namun jika ada yang menyembunyikan atau menutupi kesalahan kita. sebenarnya mereka tidak peduli apa pun tentang kita.

G-Dragon BIGBANG Ungkap Apa yang Dicarinya Dari Seorang Pacar, Bagikan Rencana Pernikahan Aneh Kepada Sana dan Dex TWICE

Ucapkanlah terima kasih kepada orang yang mau menegur kita. Bukan sebaliknya mencari-cari kesalahannya untuk menjatuhkannya.

Bila sudah mengaji, jangan merasa sudah pasti masuk Syurga. Jika orang lain selalu salah di mata kita, mungkin ada yang harus diperbaiki dengan hati kita. Di antara sifat mulia adalah dengan tidak merasa lebih mulia.

Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :

"Janganlah mengatakan diri kalian suci, sesungguhnya Allah yang lebih tau manakah yang baik diantara kalian." (HR Muslim no : 2142).

Ridholah Dengan Apa yang Terjadi dan Akan Terjadi, Karena Allah Taala Mengetahui yang Terbaik Buat Setiap Hamba-Nya.

Kita tidak mempunyai sesuatu apapun karena semua Hak Allah Taala. Tapi kenapa banyak yang seperti tengelam dalam kesedihan yang berlebihan saat kehilangan sesuatu dalam hidupnya. Cinta abadi hanya cinta Allah Taala.

Mengertilah, kadang Allah ambil sesuatu yang kita sayang adalah untuk kebaikan kita sendiri. Karena kadang baik di mata manusia belum tentu baik untuk masa depanmu, jadi jangan salah memilih pasangan.

Kehilangan akan membuat kita rapuh, tapi disisi lain kehilangan akan membuat kita tabah. Redhalah apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi, karena Allah Taala lebih mengetahui apa yang terbaik buat hamba-Nya. Semoga kita bisa menjadi hambah yang kuat dalam menghadapi segala ujian dari-Nya. Amin.

Sebelum Kita Menyebutkan Kekurangan Orang Lain, Maka Ingatlah Terlebih Dahulu Kekurangan Kita Masing-Masing.

Hidup kita berbeda, ujian kita berbeda, maka jangan membandingkan hidup orang lain dengan kita. Jika kita ingin orang lain menghormati kita, maka kita harus menghormati orang lain terlebih dahulu.

Jangan terlalu cepat berbicara dan menilai, jika kita tidak tahu apa yang mereka rasakan. Mereka manusia yang mempunyai perasaan, sama seperti kita. Semoga kita dapat lebih bijak dalam bersikap, agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Amin.

Karena Dihina Tak Berbahaya Untuk Diri Kita, Yang Berbahaya Itu Diri Kita Tak Merasa Hina Atas Dosa-Dosa Kita.

Kadang Allah Ta'ala memberi ujian yang pahit di Dunia agar kita dapat menghargai manisnya iman. Manisnya iman dapat dirasakan bila kita merasa nikmat di dalam ketaatan. Manisnya iman itu akan kita rasakan saat kita berhenti memikirkan penilaian manusia dan fokus mencari ridha Allah Ta'ala.

Bila hati kita telah mendapatkan manisnya iman, maka ia akan sensitif merasakan pahitnya kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan. Semoga kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. Amin.