Diam Itu Emas: Ini Kata Psikolog Tentang Orang yang Suka Menyendiri
- Pexels/Andrea Piacquadio
Olret – Kamu pernah merasa berada di tengah keramaian, tapi memilih untuk tidak berbaur atau berdiam diri? Tenang, kamu tidak sendiri. Ada banyak orang di belahan bumi ini yang tidak suka membaur dengan keramaian dan lebih suka menyendiri.
Bukan anti sosial, beberapa orang tidak suka basa-basi dengan banyak orang dan lebih memilih menyendiri disebabkan oleh beberapa alasan.
Mengutip dari laman hellosehat.com, banyak orang dengan kecerdasan di atas rata-rata cenderung tidak suka di keramaian dan lebih suka kesunyian atau menyendiri.
Selain itu, orang-orang yang lebih suka menyendiri bisa jadi tanda dari kepribadian yang jauh lebih dalam dari apa yang terlihat di permukaan. Penasaran? Berikut kata psikolog tentang kepribadian orang yang suka menyendiri yang telah dirangkum dari laman The Expert Editor.
1. Kesadaran Diri yang Tinggi
Orang yang lebih menyukai keheningan cenderung memahami diri sendiri dan memiliki self awareness (kesadaran diri) yang tinggi. Obrolan ringan atau basa-basi seringkali terasa seperti tidak punya makna.
Mereka kerap menanyakan apa tujuan dan manfaat dari percakapan yang tengah dilakoni. Sehingga mereka lebih menghargai obrolan yang bersifat jujur dan bermakna. Jika tidak, mereka akan lebih memilih diam daripada berpura-pura.
2. Empati dan Kepekaan Emosional
Orang yang menyukai kesunyian biasanya cenderung bertindak sebagai pengamat. Sehingga mereka seringkali mampu merasakan sinyal-sinyal non verbal seperti gestur tubuh, ekspresi wajah, intonasi suara, dan lain sebagainya.
Menurut mereka, diam bisa menjadi bentuk ‘memberi kesempatan’ untuk orang lain berbicara. Selain itu, menolak obrolan ringan bukan berarti canggung, melainkan karena energi sosial digunakan untuk mendalami koneksi yang bermakna.
3. Berpikir Mendalam
Orang yang gemar menyendiri biasanya memiliki kebutuhan berpikir (need for cognition) yang tinggi. Mereka suka merenung dengan tujuan untuk mencari inspirasi, mengolah ide, ataupun mendalami makna dan tujuan hidup. Sehingga obrolan ringan kerap kali terasa dangkal dan tidak memberi ruang bagi mereka untuk refleksi.
Jika kamu merasa lebih nyaman dengan keheningan daripada obrolan ringan di tengah keramaian, itu bukan kelemahan, melainkan kekuatan terselubung. Bisa jadi itu hanya cara kamu berkomunikasi dan memahami dunia sekitar.