Gaya Hidup Gen Z: Beli Branded Pakai Paylater, Healing ke Bali, tapi Nabung? Nggak Ada!

Ilustrasi Gaya Hidup Gen Z: Beli Branded Pakai Paylater?
Sumber :
  • Freepik

Jakarta, Olret – Gen Z dikenal dengan gaya hidup konsumtif: beli barang branded pakai paylater, healing ke Bali, tapi malas nabung. Apa dampaknya bagi masa depan finansial? Simak analisisnya di sini!

Rich Mindset vs Poor Mindset: 4 Perbedaan Fundamental yang Bikin Orang Kaya Semakin Kaya

Generasi Z (Gen Z) sering dikaitkan dengan gaya hidup yang serba instan dan konsumtif. Mulai dari beli iPhone terbaru pakai paylater, nongkrong di kafe kekinian, sampai healing ke Bali—semua dilakukan demi menjaga gengsi dan eksistensi di media sosial.

Tapi, di tengah tren spending yang tinggi, satu hal yang sering terlupakan: nabung.

1. Fenomena "BPJS" (Biaya Pas-Pasan Jiwa Sosial)

Healing atau Kabur dari Masalah? Ketika Gen Z Habiskan Uang demi ‘Self-Reward’ yang Malah Bikin Stres

Banyak Gen Z rela hidup pas-pasan asal bisa tampil stylish. Mereka tak segan berhutang demi beli sepatu branded atau tas mewah, meski gaji pas-pasan.

Alhasil, gaji habis di tengah bulan, dan uang malah dipakai untuk bayar cicilan paylater.

Crypto & Saham AS vs Gaya Hidup Mewah: Mana yang Lebih Penting buat Masa Depan Gen Z?

Fakta Menarik:

  • 28% remaja Indonesia pernah terlibat ju** online (sumber: berbagai riset).
  • Banyak Gen Z lebih memilih nge-gift idol K-pop atau streamer game ketimbang menabung.

2. Healing atau Justru Boros Berkedok Self-Reward?

"Healing" ke Bali atau nonton konser seolah jadi kebutuhan wajib Gen Z. Tapi, apakah ini benar-benar bentuk self-care atau sekadar pelarian dari tekanan finansial?

Ironisnya:

  • Setelah healing, mereka justru stres lagi karena tagihan menumpuk.
  • Dana darurat? Investasi? "Nanti dulu, yang penting happy sekarang!"

3. Subscription Overload: Langganan Banyak, Manfaat Minim

Dari Netflix, Spotify, sampai gym membership—Gen Z punya banyak langganan yang seringkali nggak kepakai. Padahal, biayanya bisa mencapai ratusan ribu per bulan.

Contoh:

  • Langganan Disney+ cuma buat nonton 1-2 series, lalu lupa.
  • Spotify Premium dipakai cuma buat dengerin 3 playlist yang itu-itu saja.

4. Kenapa Gen Z Sulit Nabung?

  • FOMO (Fear of Missing Out): Takut ketinggalan tren, akhirnya ikut-ikutan beli barang mahal.
  • Kurang Literasi Keuangan: Banyak yang belum paham pentingnya dana darurat atau investasi.
  • Budaya Instan: Lebih memilih belanja sekarang daripada menabung untuk masa depan.

Solusi: Balance antara Spending & Saving

  1. Prioritaskan Kebutuhan vs Keinginan
  2. Bedakan mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang sekadar gaya hidup.
  3. Mulai Nabung & Investasi Sedini Mungkin
  4. Sisihkan 20-30% penghasilan untuk tabungan atau aset digital (saham, reksadana, crypto).

Hindari Hutang Konsumtif

  • Paylater & kartu kredit boleh dipakai, asal untuk kebutuhan produktif.
  • Manfaatkan Aplikasi Investasi yang Aman
  • Pilih platform berizin seperti Nanovest untuk mulai investasi saham US atau crypto.

Gaya hidup Gen Z yang konsumtif memang wajar di era digital, tapi jangan sampai mengorbankan stabilitas finansial jangka panjang. Boleh spending, asal tetap nabung dan investasi!

Bagaimana dengan kamu? Masih lebih memilih beli branded atau mulai sisihkan uang untuk masa depan? *OF