Ramah atau Flirting? Ketahui Bedanya Biar Kamu Nggak Salah Sangka

Olret – Kamu pernah merasa ada seseorang yang tiba-tiba jadi super perhatian, sering ngajak ngobrol, gampang senyum, dan suka ngelempar pujian manis ke kamu? Rasanya seperti dia ngasih sinyal suka. Tapi ternyata dia juga begitu ke semua orang.

Nah, di sinilah sering muncul momen “salah paham” yang bisa bikin kamu baper sendirian. Bisa jadi dia memang suka, tapi bisa juga dia hanya bersikap ramah. Kalau kamu nggak jeli membedakan, bisa-bisa kamu berharap lebih ke orang yang sebenarnya cuma friendly.

Supaya kamu nggak salah tangkap, yuk kenali perbedaan antara sikap ramah dan flirting lewat penjabaran yang ringan tapi tetap tajam berikut ini.

 

Sikap ramah itu netral, flirting itu personal

Orang yang ramah biasanya bersikap sopan dan menyenangkan ke siapa pun, tanpa maksud tersembunyi. Mereka terbiasa menyapa, ngobrol, dan tersenyum sebagai bentuk etika sosial. Sementara flirting punya nuansa berbeda ada rasa ingin dekat, menarik perhatian, dan membuka kemungkinan hubungan yang lebih dari sekadar teman.

Jadi kalau seseorang terlihat ramah tapi sikapnya serupa ke semua orang, itu tanda bahwa kamu bukan satu-satunya yang mendapat perlakuan seperti itu.

 

Flirting terasa lebih fokus dan konsisten

Ramah itu biasanya situasional muncul saat ketemu atau pas butuh sesuatu. Tapi flirting cenderung konsisten dan lebih intens. Misalnya, dia selalu cari alasan buat ngobrol meski topiknya nggak penting-penting amat, nge-chat duluan tiap hari, atau sengaja ngajak kamu keluar tanpa agenda jelas.

Kalau kamu merasa "diperhatikan secara khusus" dan itu terjadi terus-menerus, bisa jadi memang ada niat lebih dari sekadar basa-basi.

 

Lihat juga isi obrolannya

Seseorang yang hanya ramah biasanya ngobrol seputar hal-hal umum seperti kerjaan, hobi, atau cuaca. Tapi kalau dia mulai mengarah ke hal-hal personal seperti status hubunganmu, menyentuh topik romantis, atau memberikan pujian yang terkesan genit, bisa jadi itu bagian dari flirting.

Apalagi kalau ditambah dengan candaan ringan yang bernada menggoda, itu udah mulai masuk ranah kode-kode halus.

 

Bahasa tubuh bisa kasih banyak sinyal

Orang yang flirting sering banget menunjukkan sinyal lewat bahasa tubuh. Misalnya, dia menatap matamu lebih lama, tersenyum lebar tiap ngobrol sama kamu, duduk lebih dekat, atau bahkan menyentuh lenganmu saat bercanda.

Kalau gerakan ini terasa berulang dan spesifik cuma ke kamu, itu bisa jadi sinyal ketertarikan. Tapi kalau dia begitu ke semua orang, mungkin dia cuma orang yang supel dan terbuka.

 

Perhatikan perlakuannya ke orang lain

Ini salah satu cara paling mudah untuk membedakan. Kalau dia juga sering bersikap manis, ngobrol intens, atau suka bercanda ke orang lain dengan gaya yang sama, bisa dipastikan itu cuma bagian dari sifat ramahnya. Tapi kalau kamu merasa dia lebih sering memberi atensi ke kamu dibanding orang lain, mungkin memang ada rasa yang lebih dari sekadar teman.

 

Responsnya saat kamu kasih sinyal balik

Kamu juga bisa melakukan “tes halus.” Coba balas perhatian dia dengan memberi sedikit kode balik. Misalnya, kamu kasih pujian atau ajak ngobrol lebih dalam. Kalau dia makin semangat, nyambung, dan terbuka, besar kemungkinan dia memang flirting. Tapi kalau dia langsung menghindar atau mengalihkan pembicaraan, mungkin dia merasa kamu terlalu jauh menanggapi keramahannya.

 

Jangan langsung baper, tapi jangan juga terlalu cuek

Membedakan antara flirting dan ramah itu penting, bukan buat mempermainkan perasaan, tapi supaya kamu bisa menjaga ekspektasi dan perasaan sendiri. Banyak orang kecewa bukan karena ditolak, tapi karena mengira sedang didekati padahal kenyataannya tidak.

Jadi, kenali sinyalnya, perhatikan polanya, dan tetap tenang dalam merespons. Nggak semua perhatian berarti ada rasa. Tapi kalau ternyata kamu memang satu-satunya yang diperlakukan spesial, bisa jadi kamu memang sedang di-flirt dengan cara yang elegan.