Curug Surodipo, Tempat Bersejarah yang Kini Jadi Wisata Alam
Olret – Selain terkenal dengan wisata alam posong, Temanggung juga mempunyai wisata alam air terjun yang cukup terkenal karena keindahannya yaitu Curug Surodipo. Curug ini berada di Desa Tawangsari, Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten Temanggung.
Lokasinya terletak di tengah perbukitan dan lahan tanaman penduduk yang tertata rapi dan hijau. Wisatawan biasanya menikmati keindahan pemandangan air terjun ini dari kejauhan sambil bersantai di atas bebatuan yang ada di puncak bukit.
Sejarah di Balik Nama Curug Surodipo
Curug Surodipo
Curug Surodipo memiliki kaitan dengan perjuangan Pangeran Diponegoro di Temanggung. Menurut cerita warga setempat, di sini dulu tinggal seorang anak buah Pangeran Diponegoro bernama Surodipo. Sebelumnya, Surodipo hidup berpindah-pindah sampai akhirnya menetap di Desa Batur yang lokasinya berdekatan dengan Sungai Trocoh atau di bawah curug.
Namun, karena suatu kejadian banjir yang menghanyutkan pemukiman, warga pindah ke bukit yang saat ini menjadi Desa Tawangsari. Curug di Sungai Trocoh ini kemudian dinamai Surodipo untuk mengenang perjuangannya.
Surodipo sendiri dipercaya merupakan salah satu panglima perang dalam Perang Jawa atau Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Diceritakan juga bahwa Pangeran Diponegoro pernah berkunjung ke sana untuk mengumpulkan para panglima dan membahas siasat perang gerilya.
Bekas peperangan pada masa itu terlihat pada tumpukan batu sepanjang 200 meter di air terjun nomor lima. Ketika itu, batu-batu tersebut digunakan untuk berlindung dari serangan. Curug ini juga dikenal dengan nama Curug Trocoh. Disebut trocoh karena aliran air terjun ini selalu mengeluarkan air meskipun musim kemarau.
Mandi di Air Terjun dan Kemah di Curug Surodipo.
Air terjun ini berada di ketinggian kira-kira 1.200 mdpl. Meskipun cukup tinggi, aliran airnya tidak menimbulkan arus deras karena turun melalui bebatuan. Di bawahnya terdapat kolam alami yang tidak terlalu luas dengan berbagai bentuk batu di sekitarnya.
Curug terdiri dari lima tingkatan air terjun. Jarak antara satu air terjun dengan yang lain kira-kira 50 meter. Biasanya wisatawan hanya berhenti sampai tingkat paling bawah karena aksesnya paling mudah. Wisatawan juga tidak disarankan naik ke tingkat yang lebih tinggi tanpa didampingi pemandu.