Menggapai Puncak Gunung Pundak, Surga Kecil di Mojokerto

Gunung Pundak
Sumber :
  • instagram

Ada jalur setapak yang melingkar dan relatif datar. Ada pula jalur menembus kerapatan alang-alang yang cenderung menanjak curam. Semuanya dapat kita pilih dengan konsekuensi dan pertimbangan waktu serta energi yang dimiliki.

Kontroversi Santri "Nguli" Bangun Pesantren: Gus Yahya Tegaskan Bukan Eksploitasi, Tapi Jihad Pendidikan Karakter!

Lahan yang cenderung mendatar di puncak, membuat tenda-tenda dalam berbagai ukuran bisa dibentangkan dengan leluasa.

Yai Mim Jatim Bertemu KDM: Skandal Parkir, Filsafat Wayang, dan Jurus Pura-Pura Stroke!
5 Top Tempat Wisata di Pacitan dengan Pemandangan Alami

Pada kondisi langit cerah, Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan bisa terlihat menjulang dengan anggun. Suhu udara yang sejuk, berpadu dengan kehangatan matahari seolah saling berebutan memanjakan tubuh setiap pendaki.

Keadaan ini cenderung kontras dengan suhu udara di malam hari yang cenderung dingin menggigit bagi sebagian pendaki. Sementara bagi sebagian pendaki lain, suhu udara demikian justru belum dianggap dingin.

Beragam aktivitas bisa dilakukan dengan leluasa. Makan minum, menunaikan ibadah, berdiskusi, bahkan mungkin saja menggelar semacam konser mini. Pada perjalanan pulang menuruni puncak, dibutuhkan waktu sekitar satu jam dengan pergerakan nyaris tanpa henti. Kekuatan fisik, setelah istirahat semalam, dibutuhkan untuk memusatkan konsentrasi melewati jalur yang terkadang curam dan licin.

Tapi kicauan burung dan suara aneka satwa membuat perjalanan turun menjejaki jalur-jalur setapak jadi menyenangkan. Jalur-jalur tersebut bisa kita pilih salah satu di antaranya, lagi-lagi dengan konsekuensi masing-masing, sebagaimana beraneka pilihan jalan dalam kehidupan.