Review Drama Thailand Tin Tem Jai Series, Kisah 2 Sahabat Masa Kecil

Tin Tem Jai Series
Sumber :
  • iqiyi

Olret – Tin Tem Jai memiliki awal yang buruk. Episode pembukanya canggung, memperkenalkan karakter dan hubungan dengan canggung. Saya juga kesal dengan ketidakdewasaan sang protagonis.

Mengenal Chanya Amarit Duval, Pemeran Vivi di Love Sea The Series

Namun, serial ini segera berubah menjadi narasi irisan kehidupan yang komedi dan nyaman. Banyak adegan yang membuat saya senang dengan lelucon nakal, olok-olok ceria, dan persahabatan yang menawan.

Humornya yang lucu membuatku terkikik. Tin Tem Jai unggul dalam keceriaan, menciptakan dunia yang hangat dan bersemangat dengan kepribadian yang penuh warna.

Love Sea the Series Episode 8 : Cinta, Masa Lalu dan Balas Dendam Orang Tua

Awalnya, karakter utama membuatku kesal. Tin bertingkah seperti adik nakal yang reaksi kekanak-kanakan dan ucapan konyolnya membuatku jengkel. Meskipun dia bisa menjadi pengganggu, Tin menunjukkan sifat-sifat menyenangkan lainnya.

Dia setia, sensitif, dan penuh kasih sayang. Seiring berjalannya waktu, tokoh protagonis yang menjengkelkan dan menawan ini telah tumbuh dalam diri saya. Pemeran lainnya juga merupakan tokoh yang berkesan, masing-masing membawa berbagai keunikan dan cerita latar yang berbeda. Kelompok ini bersatu dengan baik dengan tanggapan yang santai.

5 Fakta Fort Thitipong Sangngey, Pemeran Mahasamut di Love Sea The Series

Mereka tampak dapat dipercaya sebagai teman masa kecil dan membentuk komunitas yang erat.

Keluarga adalah salah satu tema sentral dalam Tin Tem Jai. Setiap karakter memiliki kehidupan rumah tangga yang bermasalah dan menghadapi masalah dengan orang tuanya. Saya terkesan dengan obrolan sentimental seputar topik ini, yang menawarkan wawasan cerdas tentang kehidupan.

Namun, serial ini mengalami kesulitan setiap kali mencoba mendramatisasi plotnya. Alur ceritanya tampak kikuk dan teatrikal, mulai dari pertengkaran keluarga yang menimbulkan kegelisahan hingga keadaan darurat kesehatan yang tiba-tiba.

Banyak adegan serius yang terasa remeh karena eksekusinya yang tidak elegan. Meskipun Tin Tem Jai nyaman menulis komedi, ia gagal dalam menggambarkan konflik, ketegangan, atau melodrama.

Narasinya mengalir dengan buruk. Insiden acak akan terjadi tanpa penumpukan atau penyelesaian. Anehnya, momen-momen penting lainnya diremehkan, mengubah klimaks ikonik menjadi peristiwa biasa.

Dalam Episode 9, Bai menggambarkan diskusi penuh air mata dengan kakaknya. Mengapa pertukaran ini tidak diperlihatkan kepada pemirsa? Alih-alih membagikan akun bekasnya, serial ini melewatkan kesempatan untuk menyoroti dampak emosionalnya.

Halaman Selanjutnya
img_title