Mitos Android Sudah Mati: Kenapa Ponsel Android 2025 Kini Bisa Bersaing Serius dengan iPhone?

Galaxy
Sumber :
  • Gsmarena

Olret – Dalam beberapa tahun terakhir, Android telah mengalami transformasi besar: performanya yang dulu dianggap kurang stabil, kamera yang sering dikritik, dan perangkat lunak yang cepat menurun kini bukanlah gambaran lengkap dari realitas saat ini. Tahun 2025 membuktikan bahwa Android sudah berubah total — dari desain, perangkat keras, hingga pengalaman pengguna — sehingga kini layak disejajarkan bahkan melewati iPhone di banyak aspek.

Apple Rilis iOS 26.1, Inilah Keunggulannya!

1. “Tutup aplikasi untuk hemat baterai” – Sebuah Mitos

Pada awalnya, banyak yang percaya bahwa menutup aplikasi latar belakang secara manual dapat memperpanjang umur baterai dan menjaga performa. Sekarang, Android modern sudah dioptimalkan untuk mengelola RAM secara cerdas — sistem dapat secara otomatis menghibernasi aplikasi yang jarang digunakan, memprioritaskan tugas yang aktif, dan mengurangi beban daya pada background tanpa campur tangan pengguna. Ini artinya pengguna tidak perlu repot-repot menutup aplikasi terus-menerus.

Inilah Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26, Apa Perubahannya?

2. “Android bawaan membosankan dan minim fitur” – Tak Lagi Benar

Android “bawaan” (seperti pada seri Pixel) dulu kerap dianggap monoton dibandingkan UI yang dikustomisasi merek seperti One UI, MIUI, atau OxygenOS. Tapi sekarang, Google telah menambah banyak fitur built-in yang berguna: perekaman layar, mode satu tangan, teks otomatis (Live Caption), serta perlindungan keamanan dan anti pencurian. UI bawaan kini mulus, responsif, dan cukup fleksibel bagi banyak pengguna.

Motorola G100s: Smartphone Harga Terjangkau Spesifikasi Mengejutkan!

3. “Samsung lambat dan dipenuhi bloatware” – Itu Era TouchWiz

Samsung pernah sangat dikritik semasa era TouchWiz karena UI yang berat, aplikasi bawaan yang banyak, dan performa yang lambat. Dengan hadirnya One UI, Samsung telah merombak total pengalaman pengguna: UI lebih bersih, animasi lebih halus, dan penggunaan sehari-hari terasa lebih gesit. Bahkan fitur seperti Good Lock memungkinkan pengguna melakukan kustomisasi mendalam—dengan tetap menjaga stabilitas sistem. 

4. “Hanya iPhone & Pixel yang punya kamera bagus” – Android kini ikut unggul

Memang iPhone dan Pixel masih sering dijadikan standar dalam hal fotografi smartphone, tetapi produsen Android kelas atas juga tidak ketinggalan. Misalnya, Huawei Pura 80 Ultra — seri kamera “flagship” dengan sensor besar dan hasil foto yang mendapat skor sangat tinggi di DxOMark. Selain itu juga ada Galaxy S25 Ultra, Vivo, OPPO, dan lainnya yang menawarkan hardware kamera dan pemrosesan gambar AI canggih yang menghasilkan detail dan naturalitas yang kompetitif. 

5. “Android murah selalu jelek” – Bukti Bahwa Segmen Budget kini Sangat Layak

Sekarang ini, dengan anggaran sedang, pengguna sudah bisa mendapatkan ponsel Android murah yang menawarkan layar 120 Hz, baterai tahan lama, kamera lumayan, dan performa yang cukup baik. Merek-merek seperti Redmi, realme, Samsung Galaxy seri A, atau Poco memperlihatkan bahwa harga terjangkau tak harus identik dengan kualitas rendah. 

6. “Android cepat rusak atau performanya cepat menurun” – Sekarang Lebih Tahan Lama

Perubahan pada level sistem operasi dan hardware membantu menjaga performa tetap stabil dalam jangka panjang. Fitur seperti TRIM file system, optimisasi penyimpanan dan RAM, serta pengelolaan aplikasi background membuat ponsel Android sekarang lebih tahan terhadap degradasi performa. Ditambah produsen yang menjanjikan pembaruan software & keamanan hingga beberapa tahun ke depan secara konsisten. 

Android di tahun 2025 bukan lagi sosok yang “tertatih di belakang iPhone”. Dengan ekosistem terbuka, UI yang semakin matang, kamera kelas flagship, serta performa dan daya tahan yang makin solid — ia menawarkan nilai yang sangat kuat di banyak segmen. Bagi pengguna dasar hingga pengguna yang menginginkan fitur premium, Android sekarang menyediakan pilihan yang tak bisa diabaikan.