Tanpa Sentuhan Steve Jobs: Inilah Wajah iPhone Jika Diciptakan oleh Samsung. Hanya Soal Spek, Bukan Pengalaman

Iphone
Sumber :
  • genk.vn

Olret – Seandainya kita hidup di linimasa alternatif di mana Samsung menciptakan iPhone, bukan Apple, inilah yang mungkin terjadi.

iPhone 16 Pro Max : Masih Sangat Laris Meski Sudah Lebih dari 1 Tahun Sejak Diluncurkan!

Seandainya sejarah berputar di arah yang berbeda dan Samsung, bukan Apple, yang menciptakan dan mengembangkan iPhone pertama pada tahun 2007, dunia teknologi mungkin akan melihat perkembangan yang sama sekali berbeda.

Dari desain produk, filosofi perangkat lunak, hingga cara menciptakan ikon budaya, iPhone "versi Samsung" dapat mengubah industri seluler dengan cara yang tak terduga.

Proyek Rahasia ‘More Slim’: Benarkah Samsung Belum Rela Melepaskan Obsesi Ponsel Ultra- Tipis?

iPhone Samsung: Fiturnya Tangguh, Kurang Ikonik

Jika Samsung yang menciptakan konsep iPhone, perangkat tersebut mungkin tidak akan mengusung filosofi "minimalisme, kecanggihan, dan penutupan" seperti Apple. Sebaliknya, pengguna mungkin sudah melihat iPhone dengan layar lengkung sejak awal – area di mana Samsung selalu menjadi yang terdepan berkat teknologi AMOLED.

Samsung Galaxy S26 Siap Bertransformasi, Intip Bocoran Terbarunya!

iPhone pertama mungkin memiliki tiga atau empat versi berbeda: iPhone Mini, iPhone Plus, bahkan iPhone Note dengan stylus, sesuai dengan gaya "diversifikasi" khas produsen Korea tersebut dalam menghasilkan produk.

Apple mengutamakan pengalaman pengguna, sementara Samsung dikenal "memamerkan teknologi" melalui spesifikasi. iPhone buatan Samsung kemungkinan akan diluncurkan dengan serangkaian angka tentang RAM, resolusi kamera, dan kecepatan refresh layar — alih-alih hanya tombol beranda dan frasa "It just works" (berfungsi dengan baik).

Tak Ada Lagi iOS: Mungkinkah iPhone Menjalankan Android?

Sebagai perusahaan perangkat keras murni, Samsung tidak memiliki sistem operasi tertutup seperti Apple. Jika mereka yang meluncurkan iPhone, kemungkinan besar iPhone tersebut akan menjalankan Android versi awal, atau sistem operasi khusus berbasis kernel Linux.

Pengalaman penggunanya akan berbeda: lebih mudah dikustomisasi, dengan fitur yang lebih canggih, tetapi tidak memiliki kelancaran dan keamanan yang ketat seperti ekosistem iOS.

App Store—salah satu platform yang mengubah cara pengguna mengakses aplikasi—mungkin tidak diatur seketat sekarang. Artinya, ada lebih banyak pilihan, tetapi juga lebih banyak risiko.

iPhone bukan lagi ikon budaya global

Salah satu kesuksesan terbesar iPhone terletak pada kemampuannya untuk menjadi simbol zaman. Lebih dari sekadar ponsel, iPhone adalah pernyataan gaya hidup, bagian dari gaya hidup jutaan orang. Ini adalah hasil dari filosofi "Think Different", dari peluncuran produk klasik yang dipersembahkan oleh Steve Jobs sendiri.

Seandainya Samsung berada di balik iPhone, perangkat tersebut mungkin masih laku berkat spesifikasinya yang mumpuni, tetapi akan sulit untuk menjadi fenomena budaya global. Kampanye pemasaran akan berfokus pada fitur, daya tahan baterai, kamera, dll., alih-alih emosi dan visi humanis seperti yang pernah dilakukan Apple.

Dengan kata lain, dunia akan memiliki ponsel yang bagus, tetapi bukan ponsel yang mengubah cara orang berkomunikasi dan berpikir tentang teknologi.

Bagaimana pasar ponsel pintar akan terfragmentasi?

Skenario Samsung menciptakan iPhone juga menimbulkan banyak pertanyaan menarik bagi industri:

Sebaliknya, tanpa iPhone Apple, tidak akan ada dorongan bagi seluruh industri seluler untuk beralih dari ponsel berkeyboard fisik ke ponsel pintar layar sentuh penuh. Dunia akan membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi untuk memasuki era ponsel pintar seperti saat ini.

Ketika Samsung unggul dalam teknologi, Apple memimpin tren

Skenario ini sekali lagi menunjukkan perbedaan mendasar antara kedua raksasa tersebut. Samsung selalu menjadi pemimpin dalam teknologi perangkat keras, skala produksi, dan kecepatan peluncuran produk. Namun, Apple-lah yang mengubah teknologi menjadi inspirasi, mengubah ponsel menjadi simbol kehidupan.

Seandainya Samsung menciptakan iPhone, dunia mungkin akan segera memiliki ponsel yang lebih canggih, layar yang lebih baik, dan kamera yang lebih tajam. Namun, revolusi ponsel pintar mungkin tidak akan terjadi. Dan iPhone, mungkin, hanya akan menjadi ponsel yang bagus—bukan babak pembuka era baru.