Kisah Nyata : Azab Batu Penglaris Pasar dan Akhir Tragis Sang Pedagang Cirebon

Azab Batu Penglaris Pasar dan Akhir Tragis Sang Pedagang Cirebon
Sumber :
  • Youtube

Olret – Di bawah cahaya rembulan dan pekatnya malam di sebuah kebun beringin tua, Mas Erwin—seorang pedagang kelapa bakar yang mendadak kaya di Cirebon—membuat perjanjian yang mengubah nasibnya.

Di hadapannya, sesaji lengkap diletakkan: bubur, bunga tujuh rupa, dan seekor ayam cemani hitam legam. Ritual itu dipimpin oleh Abah Kasor, seorang dukun sepuh.

Mantra digumamkan, dan darah ayam cemani ditampung dalam gelas seng. Kemudian, sebuah batu fosil hitam dimasukkan. Dalam hitungan menit yang mencekam, darah itu terserap habis, meninggalkan batu yang kini tampak berkilau dan penuh daya magis.

Inilah awal mula Batu Fosil Darah, pusaka penglaris yang membawa Mas Erwin pada kekayaan instan, namun menyeret serta seorang kuli panggul polos, Mas Kibaw, ke dalam jurang perjanjian gaib.

Janji Darah dan Larisnya Dagangan yang Melampaui Nalar

 

Sebelumnya, Mas Kibaw hanyalah kuli panggul berpenghasilan pas-pasan. Hidupnya berubah drastis ketika Mas Erwin menawarinya pekerjaan di lapak dengan gaji fantastis. Tapi kebaikan itu berujung pada keterlibatan tanpa sadar dalam ritual gelap.

Batu penglaris itu dipercaya menyerap energi hidup dari darah cemani untuk menarik pelanggan tanpa henti. Dan benar saja, warung kelapa bakar Mas Erwin meledak.

? “Sejak itu, pembeli datang terus, seolah dipanggil,” kenang Mas Kibaw.

Penjualan melonjak dari belasan menjadi dua ratus butir kelapa sehari. Keuntungan bersih menyentuh angka Rp80 juta per bulan. Dalam waktu singkat, warung sederhana itu bertransformasi menjadi kafe modern dengan 14 karyawan dan beberapa cabang. Mas Erwin memiliki mobil mewah dan toko sembako besar; Mas Kibaw mendapatkan motor baru dan rumah.

Kejayaan datang cepat, tapi dibayar mahal. Batu kecil yang disimpan di laci kasir, dibungkus kain putih, ternyata adalah jantung dari kemakmuran palsu mereka.

Sembilan Bulan Kutukan dan Api yang Melalap Segalanya

 

Kekayaan itu hanya bertahan sembilan bulan. Karena kesibukan dan penyakit stroke, Mas Erwin lupa memberi "makan" batu fosil itu pada malam Kliwon yang telah ditentukan.

Seketika, kengerian melanda. Pelanggan datang, tapi mengaku “melihat warungnya tutup.” Makanan berubah gosong, ayam goreng lenyap dari wajan, dan puncaknya: salah satu karyawan kerasukan, berteriak marah karena merasa "tidak diberi makan."

Omzet yang semula puluhan juta, anjlok menjadi kurang dari satu juta rupiah per hari.

Dua bulan setelah kelalaian itu, azab datang dalam wujud api. Kafe Mas Erwin terbakar hebat hingga rata dengan tanah. Tak hanya itu, toko sembako dan rumahnya pun ikut musnah. Tragisnya, Mas Erwin, istri, dan anak semata wayangnya tewas dalam peristiwa kebakaran misterius itu.

Sisa-sisa Janji Gaib yang Mengikat

 

Mas Kibaw selamat karena kebetulan tak berada di lokasi, namun hidupnya tak pernah lagi tenang. Setiap sore, selepas waktu Asar, tubuhnya mendadak sakit seperti lumpuh. Dokter menyatakan ia sehat, tapi penderitaan itu datang setiap hari hingga menjelang Subuh.

Melalui mimpi kakaknya yang melihat ia diikat oleh genderuwo dan leak, terungkaplah bahwa Mas Kibaw juga terikat pada perjanjian gelap itu. Air doa dari ibunya membuatnya kesurupan hebat, berteriak dengan suara aneh, seolah ada gamelan mengiringi.

Di Masjid Jagabayan Cirebon, seorang ustaz akhirnya mengungkap kebenaran pahit. Minuman yang dulu diberikan Mas Erwin telah menjadi sarana perjanjian gaib.

? "Ritual itu tidak hanya mengikat yang melakukan, tapi juga orang yang dilibatkan," tegas sang ustaz.

Setelah dibersihkan secara spiritual, sakitnya hilang. Namun, Mas Kibaw mengaku hingga kini, setiap mendengar azan, dadanya terasa panas. Ia harus berjuang melawan bisikan yang terus menyuruhnya menjual semua sisa hartanya.

Pesan Moral dari Balik Cirebon: Rezeki Sejati

 

Kini, Mas Kibaw hidup sederhana, jauh dari pasar dan ritual gelap. Ia bekerja sebagai teknisi HP, menjadikan rumah dan motor hasil usahanya dulu bukan sebagai berkah, melainkan pengingat abadi.

Kisah tragis Mas Erwin dan Mas Kibaw adalah gambaran nyata: Pesugihan tidak pernah memberi tanpa mengambil kembali. Omzet melesat, tapi ujungnya selalu sama: kehilangan, kematian, dan penyesalan.

Batu Penglaris Pasar yang didambakan berubah menjadi Batu Kutukan. Dan darah ayam yang disangka penambah rezeki hanyalah simbol janji kepada setan yang harus dibayar dengan nyawa.

“Kalau usaha, ya usaha aja. Rezeki itu datangnya dari Allah, bukan dari darah ayam atau batu fosil,” pesannya lirih.

Ingin tahu kisah-kisah nyata penuh misteri lainnya? Tonton kisah lengkap ini di Youtube Malam Mencekam.