Bukan Serangan, Tapi Dangdut! Dosen Yai Mim Ungkap Aksi Joget Mahasiswa Jadi Senjata Fitnah Tetangga

Yai Mim Versi Sahara
Sumber :
  • tiktok

Olret – Salah satu narasi paling merugikan yang disebarkan Sahara adalah tuduhan bahwa Dosen Muhammad Imam Muslimin (Yai mim) menggunakan mahasiswanya untuk "menyerang" atau "memprovokasi" garasi rental mobilnya. Gambarannya: seorang dosen otoriter yang menghasut muridnya untuk berbuat onar.

Fakta di balik insiden ini, seperti diklarifikasi oleh Dosen Yaimim, jauh lebih lucu, namun sekaligus menunjukkan betapa liciknya upaya framing yang terjadi.

Kuliah Diganggu Konser Dangdut

 

Kisah Yai Mim Dosen UIN Malang

Photo :
  • Youtube

 

 

Insiden ini terjadi ketika sejumlah mahasiswa datang ke rumah Yai mim untuk mengadakan kuliah informal. Namun, selama perkuliahan berlangsung, tetangganya, Sahara dan Sopian, melancarkan gangguan yang disengaja.

Mereka menyetel musik dangdut dengan volume sangat keras, bahkan sampai berkaraoke, tepat di sebelah lokasi perkuliahan. Suara bising ini jelas-jelas mengganggu dan merusak suasana akademik di rumah Yaimim.

Joget Spontan Sebagai Respons Terbaik

 

Dua Versi di Ruang Tamu KDM

Photo :
  • Youtube

 

 

Menghadapi gangguan musik yang memekakkan telinga tersebut, alih-alih marah atau protes keras, Dosen Yaimim dan mahasiswanya memilih untuk merespons dengan cara yang tidak terduga: joget spontan!

Aksi mahasiswa berjoget ria di depan rumah adalah respons spontan terhadap musik dangdut yang disetel kencang itu. Ini adalah cara sarkastik mereka untuk merayakan gangguan tersebut daripada membiarkannya merusak mood.

Framing Jahat di Media Sosial

 

Balasan Menohok Yai Mim ke Sahara Soal Tuduhan Pelecehan

Photo :
  • Youtube

 

 

Sayangnya, momen santai dan sarkastik ini langsung disalahgunakan oleh Sahara.

Sahara merekam aksi joget spontan mahasiswa tersebut. Dalam unggahannya, ia memutarbalikkan fakta seolah-olah Yaimim-lah yang memerintahkan mahasiswanya untuk berkumpul dan berjoget di depan garasinya sebagai tindakan provokasi atau unjuk rasa untuk mengganggu usahanya.

Klarifikasi ini menjadi bukti nyata bagaimana sebuah tarian spontan—bukanlah provokasi militer—dapat diubah menjadi senjata fitnah hanya melalui caption dan narasi yang jahat, membuktikan bahwa Yaimim adalah korban manipulasi digital yang dibuat-buat dari A hingga Z.

Sungguh ironi: seorang dosen terancam kehilangan karier karena musik dangdut dan tarian mahasiswa!