Kutukan Dewi Langse: Jalan Pintas Joko Menuju Kekayaan Berujung Petaka
- Youtube Malam Mencekam
Olret – Di balik kesuksesan seorang pengusaha, seringkali tersembunyi kisah-kisah yang tak terduga. Namun, kisah Joko, seorang juragan truk sukses, bukan sekadar cerita biasa tentang kerja keras. Ini adalah kisah tentang "jalan pintas" yang berujung pada kehancuran total.
Janji Kelam dengan Dewi Langse
Joko, seorang pemuda miskin dengan ambisi besar, bertemu Pak Karto—seorang juru kunci yang menawarkan jalan pintas menuju kekayaan. Pak Karto memperkenalkannya pada Dewi Langse, makhluk halus pengikut Nyi Roro Kidul.
Tanpa pikir panjang, Joko menyetujui perjanjian gaib itu. Syaratnya sederhana namun mengerikan: ia harus menikah secara gaib dengan Dewi Langse dan memberikan persembahan rutin setiap malam Jumat Kliwon.
Persembahan itu tak main-main, terdiri dari kepala kerbau bujang, kambing perjaka, dan bunga kantil.
Kekayaan Instan yang Membutakan
Sejak perjanjian itu, hidup Joko berubah drastis. Ia seolah-olah mendapat "durian runtuh." Dari pemuda biasa, ia dipercaya oleh bosnya, diberi modal, hingga akhirnya mendirikan usaha ekspedisinya sendiri. Dalam sekejap, ia dijuluki "Bos Joko" dengan deretan truk dan showroom mobil.
Kekayaan datang begitu cepat, mengubah Joko menjadi pria bergelimang harta dan kesibukan. Ia tenggelam dalam gaya hidup mewah, pesta, dan ambisi yang terus membara.
Ketika Janji Dilanggar, Kutukan Datang
Namun, ada harga yang harus dibayar. Perjanjian gaib itu menuntut ketepatan, dan Joko mulai abai. Jadwal sesajen yang rutin ia lupakan.
Sejak saat itu, malapetaka datang silih berganti. Bisnis barunya, bawang, anjlok. Truk-truknya ditarik leasing, dan utang menumpuk. Stres membuat Joko terjerumus ke dalam alkohol dan pergaulan yang salah. Ia mengabaikan semua peringatan, termasuk dari orang-orang terdekatnya.
Akhir Tragis Sang Juragan
Joko berusaha melarikan diri dari masalahnya, berpindah-pindah kota, bahkan sempat dirawat di pesantren. Namun, jiwanya sudah tak lagi utuh.
Ketika ia kembali ke kampung, Joko sudah menjadi sosok yang berbeda—rambut gimbal, pakaian kumal, dan membawa karung berisi "harta karun" yang ternyata hanya sampah. Ia tak lagi mengenali keluarganya dan hidup sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), paranoid, dan merasa semua orang ingin mencuri "hartanya."