Penyebab Jodoh Datang Terlambat Menurut Islam
Olret – Jodoh merupakan salah satu ketetapan Allah sejak manusia dilahirkan. Setiap manusia telah ditentukan bagi mereka soal rezeki dan kematian. Begitu juga dalam hal jodoh. Setiap manusia, nasib tidaklah sama. Ada orang menikah muda dan ada pula yang menikah terlambat .
Terdapat banyak aspek yang mempengaruhi faktor seseorang belum bertemu jodoh. Seperti di lansir dari baitulmuslim.com, sebelum menyalahkan takdir, mungkin ini penyebab jodoh datang terlambat adalah sebagai berikut.
Tentang Jodoh, Kadang Masih Sering Terjadi Salah Paham. Jodoh Itu Dicari atau Dinanti, Simak Yuk Penjelasannya.
Banyak orang yang menganggap bahwa jodoh itu tak perlu dicari karena akan hadir dengan sendirinya. Mungkin banyak teman-teman yang mengatakan "Aku bukannya tak ingin menikah, tapi sampai sekarang jodoh belum datang juga", bagaimana ingin menikah?
Menunggu jodoh tanpa berusaha sama dengan menunggu jodoh jatuh dari langit. Karena jodoh itu seharusnya sesuatu yang perlu dicari dan diusahakan bukan hanya menunggu dan mengeluh. Sama halnya dengan ingin makan, gak mungkin kan duduk saja terus makanan langsung masuk ke perut dan bikin kenyang.
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari) keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(QS. Ankabut :69)
Belum benar bersedia menerima pasangan.
Persiapan menuju perkahwinan tidak boleh dianggap perkara yang main-main. Ia boleh di kategorikan kepada 3 aspek utama yaitu mental, fizik dan kewangan. Persiapan mental bermaksud selepas berkahwin, kita tidak lagi boleh mempunyai pikiran dan tabiat seperti zaman bujang. Dalam semua benda, mesti ada komunikasi antara diri dan pasangan.
Contoh paling mudah dalam hal makan dan minum. Dulu sebelum kahwin mungkin kita tidak kisah tentang apa yang kita makan. Bila dah kahwin, perlu untuk kita mengetahui tentang apa makanan kegemaran, kesukaan atau makanan yang pasangan kita tidak boleh makan atau alergik.
Itu hanya saya sebutkan bab makanan sahaja. Tidak termasuk perkara-perkara lain yang lebih besar. Perkara yang lebih besar adalah mengenai kesediaan untuk menerima tanggungjawab sebagai suami atau isteri.