Mengapa Sedekah Paling Utama Justru Diberikan Kepada Istri dan Anak? Begini Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah
- Youtube Masih Lurus
Olret – Sering kali kita berpikir bahwa sedekah yang paling besar pahalanya adalah yang diberikan ke masjid, anak yatim, atau kaum fakir miskin.
Pemikiran ini benar, namun ternyata ada satu jenis infak yang nilainya jauh melampaui semuanya, bahkan dijamin memiliki pahala terbesar.
Ustadz Khalid Basalamah, dalam ceramahnya yang mengupas tuntas hadis Nabi ﷺ, mengungkapkan sebuah prioritas mengejutkan dalam berinfak.
Prioritas ini tidak hanya mengubah cara pandang kita tentang amal, tetapi juga mengukuhkan pentingnya peran dan tanggung jawab dalam rumah tangga.
Infak Terbaik Bukan untuk Masjid, Melainkan Keluarga
Keajaiban Sedekah yang Mengubah Hidupmu
- Youtube Masih Lurus
Mengutip hadis Nabi Muhammad ﷺ dari Abu Hurairah, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan perbandingan empat jenis pengeluaran harta:
- Infak di Jalan Allah (misalnya untuk jihad).
- Infak untuk membebaskan hamba sahaya.
- Sedekah kepada fakir miskin.
- Nafkah untuk keluarga.
"Maka yang paling besar pahalanya adalah satu dinar yang engkau nafkahkan buat keluargamu," tegas Ustadz Khalid Basalamah.
Mengapa demikian? Karena infak kepada keluarga, terutama istri dan anak, adalah sebuah kewajiban (fardhu), sementara sedekah kepada pihak lain umumnya berstatus sunah. Allah ﷺ lebih mencintai dan memberikan pahala yang lebih besar untuk amalan wajib.
Bahkan, sepotong roti yang Anda suapkan ke mulut istri atau anak Anda terhitung sebagai sedekah terbaik, yang pahalanya dijamin hingga hari kiamat.
Mengubah Pola Pikir tentang Harta dan Sedekah
Dalam ceramah ini, Ustadz Khalid Basalamah juga meluruskan dua pola pikir yang keliru:
1. Jangan Takut Harta Berkurang
Bagi seorang Muslim, mengeluarkan harta untuk sedekah tidak akan membuatnya miskin. Sebaliknya, hal ini adalah investasi.
Setiap Rp100.000 yang Anda infakkan akan kembali dalam bentuk yang lebih besar, baik sebagai pahala berlipat, rezeki di dunia, atau perlindungan dari musibah.
2. Prioritaskan Kewajiban di Rumah
Seseorang bisa saja terkenal sangat dermawan di luar, rajin membantu tetangga dan memberikan donasi besar, namun melalaikan nafkah istrinya di rumah. Ini adalah kesalahan fatal.
Ustadz Khalid Basalamah mengingatkan bahwa membantu orang lain adalah sunah, sementara memenuhi kebutuhan dasar istri dan anak adalah wajib. Jika Anda mampu memberikan nafkah, lalu istri dan anak Anda kelaparan, maka dosanya sangat berat.