Makna Sejati Hijrah: Mengapa Niat yang Benar Mencegah Depresi

Makna Sejati Hijrah
Sumber :
  • Youtube Masih Lurus

Olret – Di tengah tren hijrah yang semakin populer, Ustadz Nuzul Dzikri mengingatkan kita tentang makna asli dari hijrah.

Bukan sekadar berpindah gaya hidup, tetapi hijrah adalah perjalanan hati—sebuah permohonan tulus untuk mendapatkan rahmat Allah. Ini adalah esensi sejati yang membedakan hijrah yang penuh berkah dengan hijrah yang hanya sebatas penampilan luar.

Bukan Demi Popularitas, Tapi Demi Allah

Makna Sejati Hijrah

Photo :
  • Youtube Masih Lurus

 

Dalam ceramahnya, Ustadz Firanda mengutip Surah Al-Baqarah (2:218) untuk menegaskan bahwa mereka yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah-lah yang benar-benar mengharapkan rahmat-Nya. Ini berarti, hijrah sejati tidak didorong oleh keinginan untuk mendapat pujian, popularitas, atau pengakuan sosial.

Beliau mencontohkan para sahabat Nabi seperti Abu Bakar dan Khalid bin Walid. Khalid bin Walid, panglima perang yang tak terkalahkan, tidak pernah marah atau kecewa saat jabatannya digantikan oleh Umar bin Khattab.

Mengapa? Karena niatnya berperang bukan untuk menjadi pemimpin, melainkan untuk menegakkan agama Allah. Tujuannya adalah rahmat Allah, bukan kursi kekuasaan. Ini adalah pelajaran berharga bahwa keikhlasan membuat kita tegar dalam situasi apa pun.

Niat yang Keliru, Hasil yang Sia-sia

Niat shalat idul fitri lengkap beserta tata caranya

Photo :
  • (Pexels/Thridman)

 

Ustadz Firanda juga menekankan hadis terkenal dari Umar bin Khattab tentang pentingnya niat. Beliau menjelaskan bahwa jika seseorang berhijrah dengan niat mendapatkan keuntungan duniawi atau menikah, maka ia hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Niat yang salah akan membuat hijrah kehilangan berkahnya.

Kunci Anti-Depresi: Berharap Hanya pada Allah

 

Salah satu poin paling kuat dari ceramah ini adalah hubungan antara niat yang ikhlas dan kesehatan mental. Ustadz Firanda berargumen bahwa depresi dan stres muncul ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan.

Ketika kita berharap pada pujian manusia, kita akan kecewa karena tidak mungkin memuaskan semua orang. Ketika kita berharap pada kekayaan, kita akan stres karena kekayaan itu bisa lenyap kapan saja.

Namun, jika satu-satunya harapan kita adalah rahmat Allah, maka kita tidak akan pernah stres. Mengapa? Karena rahmat Allah selalu bisa kita raih, tidak peduli apa pun keadaan kita. Rahmat-Nya bisa didapat melalui kesabaran, rasa syukur, dan kemampuan memaafkan.

Oleh karena itu, kunci untuk hidup tenang adalah menjaga niat kita hanya untuk Allah, karena itulah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.