Allah Membenci Orang yang Menguap dan Setan pun Tertawa, Benarkah?
- google image
Olret – Salah satu tanda mengantuk adalah menguap, saat itu kita akan segera menuju tempat tidur untuk beristirahat. Namun ternyata ada hal yang harus kita ketahui perihal menguap. Benarkah saat menguap setan tertawa? Pernahkah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menguap? Lalu apa yang mesti kita lakukan saat menguap.
Manusia dengan setan hidup berdampingan. Makhluk gaib tersebut selalu ada di sekitar kita tanpa kita sadari. Ternyata ada perilaku kita yang disukai oleh makhluk-makhluk itu dan yang membuat mereka betah berlama-lama di dekat kita.
Salah satu hal yang mereka sukai adalah makan tanpa menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sesungguhnya syetan akan ikut menyantap makanan yang tidak diawali dengan membaca Bismillah (HR. Muslim dan Ahmad)
Ketika melepas pakaian tanpa membaca basmalah.
Hal ini telah disebutkan dalam hadits dari Abu Sa'id al-khudri radhiallahu. Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda tabir antara pandangan mata jin dengan aurat Bani Adam atau manusia adalah Apabila seseorang melepas pakaiannya dia membaca Bismillah hadits riwayat Ibnu adik dan ath-thabrani.
Tak hanya itu, hal lain yang juga sangat sering kita lakukan dan kita tidak sadar bahwa itu dicintai oleh setan dan dibenci oleh Allah subhanahuwata'ala.
Kita perlu ketahui bahwa bersin dan menguap adalah dua hal yang sangat berbanding terbalik. Kalau menguap dibenci Allah subhanahuwata'ala, bersin justru sangat disukainya. Saat bersin ada kalimat yang dianjurkan untuk diucapkan hal ini sesuai hadist Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Bagi yang mendengar bersin, maka wajib mendoakannya dengan mengucapkan "yarham kallah" (semoga Allah memberi rahmat kepadamu). "Apabila salah seorang di antara kamu bersin, maka hendaklah mengucapkan alhamdulillah dan orang yang di sebelahnya hendaklah mengucapkan 'yarhamukallah'. Dan ini termasuk hak orang Muslim terhadap orang Muslim lainnya." (HR Ahmad dan Abu Ya'la).
Perihal menguap yang dibenci dan bersin yang disukai oleh Allah subhanahuwata'ala dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari. Ia berkata Imam Al khattabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits tersebut dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits. Yaitu Bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka yang tidak tercapainya rasa kenyang.