Keputusan MU "Memecat" Pemain Kuncinya Membuat Amorim Geram
- google image
Olret – Meskipun manajer Ruben Amorim memandang Casemiro sebagai panutan dan pemain kunci, INEOS ingin melepasnya demi mengurangi biaya operasional di Old Trafford.
Masa depan Casemiro di Manchester United menjadi topik hangat karena pemilik baru klub, INEOS, dikabarkan ingin melepas gelandang Brasil tersebut untuk memangkas beban gajinya yang besar, meskipun manajer Ruben Amorim ingin mempertahankannya.
Casemiro tiba di Old Trafford pada musim panas 2022 dengan harga £70 juta dari Real Madrid. Di musim pertamanya, ia bersinar dengan 7 gol dan 7 assist, membantu Manchester United memenangkan Piala Liga dan kembali ke Liga Champions setelah 6 tahun.
Namun, keadaan berubah dengan cepat di musim 2023/24. Sistem pressing tinggi Erik ten Hag membebani Casemiro, yang harus menjaga lini tengah sekaligus memainkan peran deep-lying playmaker.
Akibatnya, performanya menurun, dan Man United pun terpuruk di musim terburuk mereka di era Liga Primer. Meskipun tim secara tak terduga memenangkan Piala FA, performa Casemiro tercoreng oleh cedera hamstring yang membuatnya tidak bisa bermain sebagai starter di final.
INEOS kemudian memecat Ten Hag dan menunjuk Ruben Amorim – seorang pelatih yang diharapkan dapat membangun kembali United dengan filosofi taktik 3-4-2-1. Awalnya, Casemiro tidak masuk dalam rencana, bahkan Amorim mengakui:
"Dia lebih buruk daripada Toby Collyer di sesi latihan pertama." Namun, ketekunan dan profesionalisme membantu gelandang Brasil tersebut perlahan kembali ke skuad utama, terutama ketika ia bersinar di Liga Europa dengan 2 gol dan 3 assist, membawa tim ke final.
Meski Man United kalah 0-1 dari Tottenham, Casemiro menunjukkan semangat juangnya dan sangat diapresiasi oleh Amorim. Pelatih asal Portugal itu menegaskan: “Casemiro adalah contoh yang patut ditiru setiap pemain. Dia berlari, menekan, dan mendukung rekan satu timnya tanpa henti. Saya sangat puas dengannya.”
Di musim 2025/26, ketika Man United hanya bermain di kompetisi domestik, Casemiro jelas diuntungkan oleh jadwal yang padat. Dalam rentetan tiga kemenangan beruntun melawan Sunderland, Liverpool, dan Brighton, ia menjadi faktor yang paling menonjol.
Perbedaannya terlihat jelas melalui statistik: saat Casemiro menjadi starter, MU hanya kebobolan 3 gol; saat ia absen, jumlah tersebut melonjak menjadi 16.
Namun, INEOS masih ingin melunasi gaji klub karena situasi keuangan yang semakin memburuk. Casemiro, yang saat ini merupakan pemain dengan gaji tertinggi di klub, akan habis kontraknya di akhir musim ini, dengan opsi perpanjangan satu tahun lagi.
Meskipun Amorim ingin mempertahankannya, dewan direksi mempertimbangkan untuk hanya memberinya kontrak baru jika Casemiro menerima pemotongan gaji yang signifikan.
Jika tidak, INEOS akan menjualnya musim panas mendatang untuk berinvestasi kembali pada target-target yang lebih muda seperti Carlos Baleba, Adam Wharton, atau Elliot Anderson.
Amorim masih membela muridnya, tetapi petinggi Old Trafford punya pandangan berbeda: mereka ingin membangun kembali skuad dengan pemain muda dan meminimalkan risiko finansial.
Meskipun konfrontasi antara Amorim dan INEOS belum mencapai titik temu, kemungkinan Casemiro meninggalkan Old Trafford semakin jelas. Jika itu terjadi, itu akan menjadi keputusan finansial, bukan keputusan sepak bola, karena pemain berusia 33 tahun itu telah membuktikan bahwa ia belum kehilangan gairah dan masih mampu memimpin lini tengah Setan Merah.