17 Tahun Menggali Kubur, Dihadang Santet dan Dikasih Keris Gaib

Menggali Kubur
Sumber :
  • Youtube Malam Mencekam

Olret – Di balik sunyi dan dinginnya malam pemakaman, tersembunyi sebuah kisah luar biasa tentang Mas Kibaw, seorang penggali kubur yang telah mengabdi selama 17 tahun.

Profesinya bukan hanya tentang menggali tanah, melainkan juga berhadapan langsung dengan dunia gaib yang menguji nyali dan imannya.

Kisah Mas Kibaw dimulai pada tahun 2008 ketika ia terpaksa menjadi penggali kubur tanpa pengalaman. Sejak kuburan pertamanya, ia langsung merasakan keanehan.

Tanah yang ia gali terasa berlendir, bulu-bulu halus bertebaran, dan ia merasa ada sosok tak kasat mata yang mengawasi. Sejak saat itu, suara bisikan dan penampakan makhluk aneh menjadi bagian dari kesehariannya.

Keris dari Jawara dan Teror Santet

 

Di pemakaman kedua, Mas Kibaw melihat sosok jasa besar berpakaian jawara yang hanya bisa ia lihat. Sosok ini mengikutinya pulang dan muncul dalam mimpinya. Ia mengaku ingin bersamanya dan memberinya sebuah keris kecil mirip kujang.

Hal yang mengejutkan, keris itu benar-benar ada di samping bantalnya saat ia bangun. Sejak saat itu, keris tersebut selalu ia simpan di dalam tasnya.

Namun, pengalaman paling mengerikan ia alami saat menggali makam seorang juragan sembako yang dikenal melakukan pesugihan tumbal. Saat akan diturunkan, liang kubur tiba-tiba dipenuhi air berbau busuk. Setelah pemakaman selesai, Mas Kibaw terus diganggu. Motornya mogok di dekat kuburan, ia melihat kuntilanak, bahkan sempat kesurupan.

Seorang guru spiritual menjelaskan bahwa Mas Kibaw "diincar" oleh makhluk dari pesugihan tersebut karena kehilangan tuannya dan ingin menjadikan Mas Kibaw sebagai tumbal pengganti.

Melawan Teror dengan Iman

 

Ternyata, Mas Kibaw diikuti oleh empat makhluk gaib: dua sosok besar, satu pocong, dan satu kuntilanak. Mereka adalah sisa dari ritual pesugihan yang tidak tuntas. Sebagian berhasil dikeluarkan, namun satu sosok tetap bertahan dan menjadi pendamping baik yang diyakini sebagai Abah Ijo, sesepuh kampung berilmu tinggi.

Meski ia sering terhindar dari bahaya seperti begal saat membawa keris, dan justru mendapat luka parah saat tidak membawanya, Mas Kibaw tetap rendah hati. Ia tidak meyakini keris sebagai sumber keselamatan, melainkan memilih percaya bahwa semua adalah kehendak Allah.