Rekrutan Baru Ketiga MU Setelah Liga Europa Telah Terungkap, Casemiro dan Eriksen Akan Meninggalkan Old Trafford?

Olret – Setelah Matheus Cunha vs Antoine Semenyo, Manchester United sangat dekat mencapai kesepakatan untuk merekrut gelandang Atalanta Ederson.

Menurut informasi dari jurnalis transfer terkemuka Italia, Alfredo Pedullà, Man United telah aktif bernegosiasi dengan Ederson dan klub induknya Atalanta. Pembicaraan diperkirakan akan meningkat pesat setelah final Liga Europa Rabu ini. 

Bertindak lebih awal daripada rival seperti Man City dan Juventus telah memberikan Man United keuntungan besar dalam kesepakatan ini.

Namun, hambatan terbesar saat ini tetaplah biaya transfer. Atalanta bersikeras mereka menginginkan setidaknya €60 juta untuk Ederson, angka yang harus dipenuhi Man United.

Ederson dianggap sebagai target transfer utama Setan Merah untuk memperkuat lini tengah mereka, terutama ketika gelandang veteran seperti Casemiro dan Christian Eriksen kemungkinan akan meninggalkan Old Trafford pada musim panas 2024.

Nama Ederson benar-benar muncul setelah penampilannya yang mengesankan dalam kemenangan Atalanta 3-0 atas Bayer Leverkusen di final Liga Europa musim lalu, di mana ia memainkan peran utama dalam membantu tim Italia itu memenangkan gelar Eropa yang bersejarah.

Kekuatan Ederson terletak pada keserbabisaannya. Ia bermain terutama sebagai gelandang box-to-box tetapi juga dapat beroperasi sebagai gelandang bertahan atau menyerang.

Kemampuannya untuk bekerja dengan intensitas tinggi, bersaing ketat, menekan secara efektif, dan memiliki stamina yang baik membantu Ederson menutupi banyak area lapangan dengan baik dan mempertahankan pergerakan tanpa henti sepanjang 90 menit.

Atalanta memiliki tradisi menjual setidaknya satu bintang setiap musim panas. Setelah penampilannya yang mengesankan di Eropa, Ederson bisa menjadi nama berikutnya yang meninggalkan Bergamo, mengikuti jejak pemain seperti Ademola Lookman.

Garnacho dituduh meniru Yamal sebelum final Liga Europa

Alejandro Garnacho menghadapi kritik setelah ia memperkenalkan gaya rambut baru menjelang final Liga Europa, dengan banyak yang menuduhnya mencoba "meniru Lamine Yamal dari Barcelona".

Garnacho muncul dengan tatanan rambut pirang platinum yang mencolok, gaya yang sebelumnya dikenakan oleh Lamine Yamal menjelang final Copa del Rey.

Meskipun beberapa penggemar yakin ini hanyalah cara Garnacho mengekspresikan kepribadian dan kepercayaan dirinya, banyak pula yang bereaksi negatif dengan mengatakan bahwa pemain Argentina ini terlalu fokus pada citra pribadinya daripada penampilannya, terutama dalam konteks penampilannya yang tidak konsisten musim ini.

Di media sosial, banyak komentar yang mengkritik Garnacho, dengan mengatakan bahwa ia lebih banyak "menjalani kehidupan virtual" daripada benar-benar berkompetisi.

“Dia mencoba menjadi Lamine Yamal, sungguh menyedihkan,” tulis salah satu akun.

“Sumpah Garnacho nggak tahu mau jadi siapa, hari ini Ronaldo, kemarin Messi, besok Yamal,” komentar lainnya dengan nada sarkastis.

Penggemar lain bersikap kasar: "Semuanya mencolok, tidak ada kemampuan yang nyata. Saya bertaruh di pertandingan berikutnya dia akan menembak 7 kali dan gagal 6 kali."

Bahkan ada yang bercanda: "Mungkin rambutnya dipotong di salon Tottenham."

Meski tampil eksplosif, Garnacho belum mampu mempertahankan konsistensinya sepanjang musim. Hal ini membuatnya semakin diawasi, terutama saat Manchester United menghadapi pertandingan paling penting musim ini.

Final Liga Europa di Bilbao pada Kamis pagi merupakan kesempatan emas bagi Manchester United dan Tottenham untuk menyelamatkan musim yang mengecewakan. Di Liga Premier, kedua tim sedang dalam performa yang buruk. Man United saat ini berada di posisi ke-16, sementara Spurs hanya terpaut satu poin di belakang mereka di posisi ke-17.

Memenangkan Liga Europa tidak hanya membantu tim mendapatkan kembali kehormatannya tetapi juga memastikan tempat di Liga Champions musim depan, yang sangat penting bagi dua klub besar yang ingin bangkit kembali.