Kalah Menyakitkan Dari Bournemouth, Arsenal Alami Tren Buruk Jelang Laga Akbar Lawan PSG

Bournemouth, Arsenal
Sumber :
  • x.com

Olret – Hasil Sepak bola - Arsenal secara mengejutkan membiarkan Bournemouth bangkit dari ketertinggalan di pekan ke-35 Liga Primer, yang mengakibatkan awal yang tidak begitu mulus pada leg kedua semifinal Liga Champions melawan PSG.

Babak pertama pertandingan antara Arsenal dan Bournemouth berlangsung seru sejak menit pertama dengan permainan agak condong ke arah tim tuan rumah. Pada menit ke-4, Arsenal mendapat hadiah tendangan bebas setelah Julian Araujo menarik bajunya, tetapi Martin Odegaard tak mampu membuat perbedaan.

Pada menit-menit berikutnya, serangan datang bertubi-tubi dari kedua kubu, di mana Gabriel Martinelli dan Declan Rice punya peluang untuk menyelesaikannya namun belum berhasil. Pada menit ke-17, Rice memiliki tendangan satu sentuhan yang luar biasa, tetapi bola melebar dari tiang gawang.

The Gunners secara bertahap meningkatkan tempo dan pada menit ke-34, mereka mendapat ganjarannya ketika Rice memanfaatkan umpan cerdik dari Odegaard untuk mencetak gol pembuka, yang membawa tim Emirates unggul.

Di sisa waktu, Bournemouth mencoba membalas lewat situasi-situasi penting dari Evanilson dan Tavernier, namun belum mampu menembus kokohnya pertahanan Arsenal.

Sejak awal babak pertama, tim London mencoba memperlebar jarak. Bukayo Saka punya dua peluang emas untuk mencetak gol, sundulannya diblok Kepa dan tendangannya di kotak penalti diblok bek lawan,

Titik balik pertandingan terjadi pada menit ke-67. Dari lemparan panjang di sayap kanan, bek tengah Dean Huijsen melompat tinggi dan menyundul bola melewati kiper David Raya untuk menyamakan kedudukan bagi Bournemouth.

Kurang dari 10 menit kemudian, dari tendangan sudut, Tavernier menyundul bola kepada Evanilson yang menyelesaikannya dengan akurat, membawa tim tandang unggul. Meski gol tersebut ditunda karena pemeriksaan VAR karena dugaan handball, gol tersebut pada akhirnya disahkan dan membuat para pemain tandang gembira.

Pada menit-menit berikutnya, pelatih Mikel Arteta secara proaktif mengirim pemain-pemain berkualitas ke lapangan untuk membalikkan keadaan, tetapi serangan-serangan berbahaya hanya berhenti pada tingkat peluang.