Menikah Bukan Hanya Perkara Sah Tapi Sebuah Perjalanan Bersama Menuju Jannah-Nya

Menikah
Sumber :
  • google image

3. Menikah itu bukan perkara siapa cepat, melainkan siapa orang yang tepat dan siap secara lahir batin

Menikah itu bukan perkara siapa cepat dia dapat dan layak untuk disebut pemenang. Menikah itu tentang bagaimana kamu menemukan orang yang benar-benar tepat untukmu, se-visi misi denganmu, memegang komitmen dan yang pastinya siap secara lahir bathin hidup bersamamu. Dan dia yang berpegang teguh terhadap ikrar yang dia ucapkan saat meminangmu.

Kalau menikah hanya perkara kata “siap” saja, mungkin semua orang juga akan dengan mudah mengatakan itu. Tapi kamu sendiri juga tidak inginkan rumah tangga yang kamu bangun pada akhirnya harus hancur berantakan nantinya? So, pilihlah orang yang kamu yakinin dia memang orang yang tepat untukmu. Dan mintalah petunjuk semesta apakah dia baik atau tidak untukmu. Sebab semesta lebih tahu mana yang terbaik.

4. Jangan menikah hanya karena cinta, sebab logika pun harus ikut serta

Pepatah yang mengatakan cinta itu buta mungkin memang tidaklah salah. Sebab ketika seseorang dihadapkan dengan rasa cinta, ia bisa melakukan apapun hanya untuk menyenangkan orang yang dicinta yang mungkin bahkan ia sendiri tidak suka ataupun tidak mampu untuk melakukannya. Sebisa mungkin ia berusaha untuk memaksakan diri melakukan hal itu.

Mungkin ketika pacaran kamu bisa melakukan itu. Tapi akan berbeda ketika kamu menikah dan hidup di satu atap yang sama. Apakah kamu akan terus-terusan membohongi dirimu dengan melakukan hal yang kamu sendiri tidak suka?

Tentunya tidak kan! Oleh karena itu, juga penting untuk mengikut sertakan logika, bukan hanya sekedar cinta semata. Sebab ketika cinta tak lagi buta, bisa saja logika akan sulit menerima.

5. Menikah itu bukan menyatukan dua pikiran, melainkan menyelaraskan dalam keberagaman

Selama ini mungkin kita berpikiran bahwa menikah itu menyatukan dua pikiran yang berbeda. Tapi pada kenyataannya, pikiran manusia itu sulit untuk disatukan. Karena setiap orang memiliki pemikiran dan caranya sendiri dalam menjalani hidup ataupun berfikir.

Itu lah kenapa rasanya menikah itu lebih tepat disebut menyelarasakan pikiran ketimbang menyatukan dua pikiran. Sebab menikah juga bukan perkara saling mengalah, tetapi saling mencari jalan tengah. Bukan juga perkara mengikuti keinginan salah satu yang pada akhirnya membuat yang satunya tertekan atau terkesan tidak adil.