5 Hal yang Harus Kamu Siapkan Dalam Diri dan Pemikiranmu Sebelum Menikah
3. Punya Kestabilan Ekonomi Atau Pendapatan Yang Cukup
Emosimu Bisa Stabil dan Tidak Meledak-Ledak
- pixabay
Menikah memang butuh materi, namun bukan berarti kamu tidak boleh menikah jika belum mapan atau kaya. Cukup punya kestabilan ekonomi dari pekerjaan atau usaha yang kamu geluti itu sudah menjadi pondasi pertama untuk menikah.
Apalagi, jika kamu ingin sepenuhnya bertanggung jawab dalam urusan pendapatan. Jadi, setidaknya masalah kebutuhan premier sudah bisa teratasi dengan baik. Syukur jika ada pula pendapatan khusus tabungan atau kebutuhan tersier seperti jalan-jalan dengan pasangan juga keluarga sesekali.
4. Persiapan Untuk Menahan Diri Dari Keinginan Curhat Soal Rumah Tanggamu
Jika saat masih pacaran, kamu suka curhat pada teman, keluarga atau siapapun yang kamu percaya soal hubungan, maka setelah menikah belajarlah untuk tutup mulut.
Ingat aib pasangan dan rumah tanggamu, juga akan menjadi aib dirimu sendiri. Selama itu bukan masalah KDRT atau hubungan toxic yang tidak bisa ditoleransi, lebih baik jaga dengan rapat-rapat.
Kamu sudah cukup dewasa, jadi kamu pasti tahu masalah apa saja yang sebaiknya tidak diumbar dipublik apalagi itu menyangkut masalah hubunganmu dengan pasangan. Seingin apapun kamu mengumbarnya di sosmed, meski itu dengan kiasanpun, usahakan jangan lakukan.
Jika memang tidak tahan atau tidak bisa ditoleransi, tegaskan lewat jalur hukum, justru itu lebih baik.
5. Persiapan Untuk Bisa Mengontrol Amarah dan Menghargai Perbedaan
Tidak ada hubungan yang berjalan mulus, meski kamu dan dia sudah terikat dengan pernikahan sekalipun. Pasti ada perbedaan pendapat, pertengkaran sepele atau besar, dan masalah-masalah yang hadir dalam kehidupan rumah tangga kalian. oleh karena itu, kamu harus selalu mengutamakan untuk bersikap sabar dan berkepala dingin saat mengatasi semuanya.
Kamu boleh saja marah atau emosi, tapi kamu harus mengontrol setiap kata yang keluar dari mulutmu. Kamu boleh saja berdebat dengan pasangan, tapi pastikan jangan melebar apalagi sampai membandingkan juga mengungkit kesalahan di masa lalu.
Belajarlah untuk mengontrol amarah dan menghargai perbedaan. Dengan begitu, kamu tidak akan selalu melihat pertengkaran kalian sebagai hal yang negative, justru upaya untuk lebih saling mengenal satu sama lain. (Ika Tusiana)