Kalahkan Keraguan Diri: Peta Jalan Menjadi Pribadi Berkelas Ala Sherly Annavita

Peta Jalan Menjadi Pribadi Berkelas Ala Sherly Annavita
Sumber :
  • Youtube

Olret – Dalam episode ke-74 podcast Suara Berkelas, pembawa acara Bilal Syakur berbincang dengan Sherly Annavita, seorang figur publik yang konsisten mengedukasi masyarakat, terutama perempuan.

Diskusi ini tidak hanya menggali kisah pribadi Sherly, tetapi juga memberikan perspektif mendalam tentang bagaimana membunuh keraguan diri dan membentuk karakter yang dibutuhkan Indonesia Emas 2045.

Percaya Diri: Dibentuk, Bukan Sekadar Lahir

Percaya diri

Photo :
  • freepik.com

 

Sherly Anna Vita menegaskan bahwa kepercayaan diri atau confidence bukanlah anugerah yang datang tiba-tiba, melainkan sesuatu yang dibentuk dan dipupuk. Ia mengalami sendiri bagaimana lingkungan sempat mematahkan rasa percaya dirinya, namun ia menemukan satu kebenaran fundamental:

"Orang pertama dan terakhir yang harus percaya pada diri kita, ya diri kita sendiri."

Konsep ini diperluas pada peran perempuan. Menurut Sherly, perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, sebelum seorang ibu menuangkan nilai dan mindset kepada anak, ia harus terlebih dahulu mengisi gelasnya sendiri.

Tugas perempuan hari ini adalah berani "selesai dengan diri sendiri," menghadapi trauma masa lalu, dan menggali potensi diri tanpa henti.

Retak Dulu, Baru Cahaya Masuk

Lebih Percaya Diri

Photo :
  • Freepik.com

 

Perjalanan hidup jarang mulus; seringkali, titik balik terbesar datang dari "keretakan." Sherly menyebutkan bahwa terkadang cara terbaik untuk mencapai tujuan adalah dengan menempatkan diri pada posisi yang tidak punya opsi lain selain menghadapi tantangan.

Keretakan ini, seberat apapun, adalah jalan bagi pertumbuhan:

Pilih Ditanam, Bukan Dikubur: Saat berada di kondisi yang tidak mengenakkan, jangan menganggap diri Anda dikubur (selesai), melainkan ditanam. Menanam adalah proses menyiapkan diri dan menguatkan akar untuk pertumbuhan yang lebih besar.

Hadapi, Jangan Pergi: Mengutip nasihat orang tuanya, "Kalau kamu ngelihat ada masalah, ada hal yang enggak benar, maka hadapi, bukan malah pergi."

Cinta dan Ujian: Seringkali, seseorang diuji melalui hal yang paling ia sayangi atau jaga. Melepaskan ornamen atau kebiasaan lama yang sudah menjadi karakter memang berat, namun ia mungkin adalah beban yang menghalangi Anda mencapai potensi sejati.

Lebih lanjut, Sherly mengingatkan agar tidak pernah takut gagal atau disalahpahami, mengutip Buya Hamka: "Orang yang enggak pernah gagal, orang yang enggak pernah disalahpahami... itu tanda mereka enggak pernah berjuang dalam hidup."

Fokus pada Intisari: Bukan Sekadar Sibuk

Pandai berbicara dan percaya diri

Photo :
  • freepik.com/author/tirachardz

 

Di era disrupsi dan tsunami informasi, Sherly menekankan pentingnya membedakan antara sibuk dan produktif. Pengalaman pribadinya diajak oleh mentornya untuk menjawab empat pertanyaan inti, yang kemudian ia rangkum dalam buku Mencari Intisari.

Pertanyaan kuncinya adalah: "Kamu tuh siapa 10 tahun lagi?"

Jawaban yang penting bukanlah gelar atau posisi (seperti diplomat atau duta besar), tetapi esensi di baliknya dan kesiapan Anda untuk beradaptasi (agile) dengan perubahan dunia yang tak terelakkan, termasuk pesatnya perkembangan teknologi AI.

Nasihat untuk Para Perantau: Bagi wanita yang merantau dan tidak didukung keluarga, Sherly menyarankan satu hal sederhana: Prove It (Buktikan)! Tunjukkan value Anda, buktikan bahwa Anda bertanggung jawab penuh atas keputusan Anda, dan gunakan fase perantauan sebagai survival mode untuk mengeluarkan versi terbaik diri.

Visi Indonesia Emas 2045: Merdeka dan Berempati

Tips Agar Percaya Diri

Photo :
  • Tvn

 

Menanggapi visi Indonesia Emas 2045, Sherly mengungkapkan keresahan terbesarnya: masyarakat kita kini rawan terjebak dalam logical fallacy, di mana "benar salah ditentukan berdasarkan siapa yang mengatakan, bukan apa yang dikatakan." Mindset yang rapuh inilah yang harus dilawan.

Manusia Indonesia Emas yang sesungguhnya harus memiliki dua kualitas utama yang tidak bisa digantikan oleh AI:

Pikiran yang Merdeka: Berani memperjuangkan kebenaran meskipun berhadapan dengan kekuasaan.

Hati yang Berempati: Mampu memanusiakan manusia, merasakan apa yang orang lain rasa, dan menggunakan kecerdasan untuk kepentingan bersama, bukan kepentingan diri sendiri.

Inilah keseimbangan yang mahal dan harus dijaga oleh anak muda.

Apa satu hal yang masih terus Sherly perjuangkan hingga hari ini? "Mindset dan ego. Berusaha banget supaya gelas itu jangan sampai penuh." Belajar dari semua orang, tanpa pandang bulu, agar ia terus bertumbuh.