Kerja Keras Saja Tidak Cukup: Memahami 3 Fase Keuangan Kunci dari Usia 20 hingga 40-an

Fase Keuangan Kunci dari Usia 20 hingga 40-an
Sumber :
  • Youtube suara berkelas

Olret –  Banyak orang merasa telah bekerja keras, namun mengapa stabilitas finansial terasa sulit diraih?

Menurut Prita Gozi, seorang pakar perencanaan keuangan dan dosen FEB UI, perjalanan finansial bukanlah garis lurus. Kita melalui tiga fase berbeda antara usia 20-an hingga 40-an, masing-masing menuntut fokus dan strategi yang berbeda.

Memahami fase ini adalah kunci untuk memutus rantai kesulitan dan mencapai kebebasan finansial di masa depan.

1. Fase 20-an: Prioritas Utama adalah Bertahan Hidup (Surviving)

HONOR Magic V5

Photo :
  • cellphones.com.vn

Fase 20-an adalah masa Kerja-Kerja Living. Di sini, sebagian besar pendapatan digunakan untuk kebutuhan hidup dasar (living).

Prita Gozi menekankan bahwa kesalahan terbesar di fase ini adalah mencari kenyamanan hidup terlalu dini. Fokus utama Anda bukanlah mengejar gaya hidup mewah, melainkan membangun kendali diri.

"Pada saat kita sudah membiasakan diri punya pengendalian diri di umur 30-an, itu lebih gampang."

Strategi Kunci: Pastikan porsi pengeluaran Living tidak terlalu besar. Kendalikan keinginan untuk meningkatkan taraf hidup secara drastis, karena pondasi finansial sedang dibangun.

2. Fase 30-an: Membangun Stabilitas dan Fondasi Kekayaan

Timnas Malaysia

Photo :
  • thethao247.vn

Fase 30-an adalah masa Kerja-Kerja Saving. Di usia ini, penghasilan Anda idealnya meningkat, namun beban hidup (menikah, cicilan rumah, tanggungan) juga ikut naik.

Tujuan utama fase ini adalah membentuk Triangle of Income, yaitu mendapatkan penghasilan dari tiga sumber:

  1. Active Income (Gaji/Bisnis aktif).

  2. Portfolio Income (Hasil investasi dari saving).

  3. Productive Income (Penghasilan dari aset, seperti royalti atau properti sewa).

Peringatan Penting: Usia 30-an adalah titik krusial. Kegagalan membangun fondasi kekayaan akan membuat Anda lebih rentan menjadi Generasi Sandwich yang sesungguhnya di usia 40-an.

3. Fase 40-an: Menikmati Hasil Sustain dan Grow

Christian Pulisic gagal mengeksekusi penalti

Photo :
  • thethao247.vn

Jika fondasi di usia 30-an sudah kuat, fase 40-an akan menjadi masa Saving Playing. Di sini, Anda mulai bisa menikmati hasil kerja keras dan saving tanpa perlu khawatir finansial. Ini adalah saat Anda bisa lebih leluasa memilih pekerjaan, bepergian, dan fokus pada kenyamanan hidup.

Tiga Kesalahan Fatal yang Menghambat Kemajuan Finansial

Agar sukses melewati tiga fase tersebut, ada tiga jebakan umum yang harus Anda hindari:

1. Jebakan Cicilan Kendaraan Jangka Panjang

Kendaraan adalah aset yang nilainya terus turun (depresiasi). Mengambil cicilan mobil di atas 5 tahun adalah kesalahan besar. Cicilan ini menggerus kemampuan Anda untuk menabung dan membuat Anda terjebak dalam utang konsumtif.

2. Jebakan Rumah Baru, Isi Baru

Setelah berhasil membeli rumah, godaan untuk mengisi rumah secara berlebihan (furnitur mewah, renovasi) seringkali muncul. Tindakan ini bisa memicu utang renovasi dan menguras tabungan yang seharusnya dialokasikan untuk investasi atau pendidikan anak.

Saran: Masuklah ke rumah Anda, pahami gaya hidup Anda, dan beli barang sesuai kebutuhan riil, bukan keinginan untuk tampil sukses.

3. Jebakan Menunda Pensiun

Menganggap pensiun masih jauh adalah kesalahan terburuk. Menunda saving untuk pensiun hanya akan memaksa Anda menabung dengan porsi yang jauh lebih besar dan memberatkan di usia 30-an atau 40-an.

Para pakar menyarankan untuk menyisihkan 50% dari penghasilan sejak awal, jika kondisi memungkinkan, sebagai bentuk komitmen jangka panjang terhadap masa tua Anda.

*

4 Prioritas Keuangan yang Tak Terbantahkan

Di tengah beragam tujuan keuangan (liburan, investasi, beli gadget), Prita Gozi menyarankan empat prioritas yang harus selalu jadi ceklis Anda:

  1. Dana Darurat: Harus selalu menjadi nomor satu. Memiliki kas yang cukup membuat Anda mampu mengambil keputusan secara logis dan mengurangi risiko utang saat darurat.

  2. Tempat Tinggal: Pastikan Anda memiliki anggaran yang jelas untuk tempat tinggal, baik itu sewa maupun cicilan.

  3. Dana Membesarkan Anak: Jika sudah menikah dan punya anak.

  4. Dana Pensiun: Komitmen jangka panjang demi kemandirian di hari tua.

Jika Anda merasa kesulitan mengatur keuangan, Prita Gozi menyarankan satu langkah ekstrem namun efektif: jual aset yang tidak esensial (misalnya gadget mahal, barang branded). Setiap orang memiliki aset yang bisa dilikuidasi untuk mengisi dana darurat.

Ingat, kesuksesan finansial bukanlah tentang seberapa besar gaji Anda, melainkan tentang seberapa baik Anda mengelola dan mengendalikan pengeluaran di setiap fase kehidupan.

Sumber dan referensi artikel Youtube Suara Berkelas dengan judul FASE Keuangan 20an ke 40an Yang Jarang Orang Bahas! | SUARA BERKELAS #86