Waspada! Ini Dia Modus Penipuan WA dan Telepon yang Paling Sering Dialami Masyarakat Indonesia

Penipuan Online Berkedok Sad Fishing
Sumber :
  • WesalTv

Parahnya lagi, kadang mereka kirim surat lamaran palsu atau mengatasnamakan HRD sungguhan. Jadi terkesan resmi, padahal palsu.

Tipsnya dengan selalu cek ulang nama perusahaan, nomor telepon, dan cari info resmi di situs atau media sosial mereka.

4. Penipuan “Akun WhatsApp Dibajak”

Ini salah satu yang paling sering terjadi. Korban tiba-tiba tidak bisa mengakses akun WhatsApp-nya, lalu teman-temannya dikirimi pesan yang meminta uang.

Modusnya bermula dari pesan seperti ini:

 "Tolong bantu verifikasi akun aku ya, nanti ada kode OTP masuk. Kirim ke aku."

Padahal, kode OTP itu untuk masuk ke WhatsApp kamu sendiri. Kalau kamu kirim, maka akunmu berpindah ke pelaku.

Setelah akun kamu dibajak, pelaku akan menghubungi semua kontak untuk meminta uang atau transfer.

Tips adalah jangan pernah berikan kode OTP ke siapa pun, bahkan ke orang terdekat. Aktifkan juga fitur verifikasi dua langkah di WhatsApp sebagai pengaman tambahan.

5. Telepon dari “Bank” atau “Polisi”

Pelaku menelepon dan mengaku dari pihak bank, menyebut bahwa kartu ATM kamu sedang diblokir, atau dari “polisi” yang menyebut kamu terlibat kasus.

Mereka meminta kamu menyebutkan data pribadi seperti nomor kartu ATM, CVV, PIN, atau bahkan mengarahkan ke tautan palsu.

Ingat:

  • Bank dan polisi tidak akan pernah meminta data pribadi atau PIN lewat telepon.
  • Kalau ragu, tutup teleponnya dan hubungi langsung ke call center resmi.

 

Cara Aman Menghindari Penipuan

Agar kamu tidak jadi korban, berikut beberapa tips praktis:

  • Jangan mudah percaya dengan pesan dari nomor tak dikenal
  • Jangan bagikan kode OTP atau data pribadi ke siapa pun
  • Aktifkan verifikasi dua langkah di WhatsApp
  • Selalu konfirmasi ulang ke keluarga atau instansi resmi
  • Jangan tergiur hadiah dadakan yang terlalu bagus untuk jadi kenyataan

 

Penipuan digital semakin pintar dan licik. Tapi, kita juga bisa lebih waspada dan cerdas. Jangan asal percaya, dan jangan mudah panik. Selalu cek ulang, dan edukasi juga orang-orang di sekitarmu.

Karena di era serba digital, kesadaran adalah pertahanan terbaik. Jangan sampai jadi korban karena kurang informasi.