Dewasa Itu Bukan Hanya Soal Usia, Tapi Soal Pemikiran
Dewasa Itu Bukan Soal Usia. Tapi Masalah Pemikiran Dan Adab Seseorang. Seseorang Tak Perlu Menunggu Tua Untuk Menjadi Dewasa
Allah SWT Maha Mengetahui kemampuan tiap hamba-hambaNya dalam mencapai tahap kedewasaan. Sehingga ujian yang hadir juga sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Dan soal batas itu, sama sekali tidak ditentukan oleh factor gender ataupun usia seseorang.
Sehingga benar, jika kamu melihat sekelilingmu, banyak anak-anak yang sudah diminta bersabar atas ujian yang dihadapinya. Banyak orang yang lebih susah, tapi terbukti lebih mampu bersyukur dalam hidupnya.
Mereka telah mengenal istilah “nerima ing pandum”, yaitu percaya bahwa semua yang terjadi memang atas kehendak Allah dan Allah juga Maha Mengetahui Yang Terbaik untuk Hambanya.
Mereka tetap menjalani hidup dan berusaha sebaik mungkin mencari penghidupan. Tanpa berpikir untuk menyerah atau mengakhiri hidup.
Baginya, meski hidup di dunia ini sudah susah, jangan sampai setelah mati pun susah. Percaya saja, Allah sudah menyiapkan yang terbaik di akhir nanti. Sehingga benar, dewasa tak perlu menunggu hingga kamu tua
Dewasa Itu Bukan Soal Usia. Namun Soal Menghargai dan Menerima. Menghargai Perbedaan, Juga Persamaan dan Menerima Dengan Penuh Rasa Syukur Segala Pemberian Allah SWT
Pemikiran orang dewasa itu sebenarnya simple. Hargailah, jika kamu ingin dihargai dan jalani hidup yang Tuhan limpahkan dengan ikhlas, juga penuh dengan rasa syukur. Orang dewasa justru tak terlalu menyukai perdebatan yang muluk-muluk, lebih suka menjadi pengamat dan hanya tersenyum saja saat menemukan suatu perbedaan.
Mereka lebih bijak dalam menghadapi masalah dan lebih menghargai proses penyelesaiannya daripada terpukau dengan hasil yang di dapatkan. Mereka tak menyukai menuntut tapi juga tak memaksa untuk menuntun. Bahkan selalu punya cara unik untuk menyelesaikan masalah, tanpa menyakiti hati siapapun sebelumnya.
Sehingga jika, kamu ingin belajar menjadi seseorang yang dewasa. Mulailah untuk berhenti menilai kedewasaannya dari usia, apalagi penampilan.
Meski masih muda, jika memang pemikirannya benar dan untuk kemaslahatan umat, maka jangan ragu untuk menyetujuinya. Jika kamu masih ragu sekalipun, maka bertabbayun sebanyak banyaknya sebagaimana yang telah diajarkan kepadamu.