My Beauty Psychopat
- pexel
Sabrina kemudian melanjutkan lagi hingga semua daging di kedua pipi Ibas habis menyisakan tulang. Ia pun melanjutkan dengan memotong daging di hidung Ibas hingga habis, lalu dilanjutkan telinga Ibas. Sabrina tersenyum begitu lebar. Akhirnya apa yang ia inginkan selama ini segera terkabul, menikmati bagaimana rasa Ibas yang sebenarnya.
Sabrina menatap lekat wajah kekasihnya yang kini berlumuran darah. Sabrina pun mendekatkan wajahnya ke Ibas, kemudian mencium bibir Ibas begitu dalam. Ia ingin mengatakan kepada Ibas bahwa ia begitu mencintainya, dan ini bukti cintanya kepada Ibas. Ia memagut bibir Ibas semakin dalam. Menyampaikan betapa cintanya ia, dan mungkin ini hal terakhir yang bisa ia lakukan.
Setelah puas mencium Ibas, Sabrina kemudian memotong bibir Ibas menjadikannya beberapa bagian dan memasukkannya ke dalam mangkuk. Wajah Ibas kini hanya tersisa dahinya yang masih tertutup kulit. Sabrina sempat berpikir untuk menyisakannya saja, sayangnya ia kemudian berubah pikiran. Sabrina menyayat kulit dahi Ibas hingga tak bersisa.
Ia pun kemudian pergi ke dapur, kembali memasak makanannya. Saat ia berpikir ada yang kurang, ia kemudian berlari keluar, meminjam pisau besar kepada bapak kosnya. Dan kembali mendekati Ibas.
Dugh dugh dugh!!
Sabrina memotong tulang tengkorak Ibas. Keinginan lamanya kini terlaksana. Menjadikan Ibas seperti sop iga kesukaannya.
Dugh dugh dugh!!
Ibas terbangun dari tidurnya yang mengerikan. Ia bermimpi jika Sabrina memotong tengkoraknya. Napasnya memburu karena ketakutan. Suara dugh dugh dugh itu pun masih terngiang di telinga Ibas. Ia kemudian keluar, dan mencari sumber suara yang ternyata tetangga kos Sabrina sedang merenovasi rumah.
“Kamu ngapain disini?” Tanya Sabrina kemudian yang kini berdiri di tengah pintu. Menyadari jika Ibas sedang di luar
Ibas terkaget mendengar Sabrina. Ia kemudian berbalik menatap kekasihnya. “Ayo makan dulu.” Ajak Sabrina kemudian.
Ibas mengikuti Sabrina yang masuk kedalam bersiap untuk makan. Ia pun duduk bersila kemudian. Ibas kemudian membuka tutup panci di hadapannya, ia pun menganga menatap masakan Sabrina. Ia tampak seperti sop dalam mimpinya.