Teruntuk Dirimu yang Pernah Membuat Hari-Hari Ku Indah dan Bahagia

Ilustrasi sedih karena gagal
Sumber :
  • https://www.pexels.com/@Kelly- -1179532

Olret – Lama nian sudah tak ada kabar kamu. Apakah kamu baik-baik saja disana? Bagaimana kabar ibu dan keluargamu yang lainnya? Aku harap mereka semua baik-baik saja khususnya kamu. Sebenarnya aku menulis surat ini, karena tiba-tiba kenangan tentang kamu menyambangi sanubariku.

 

Waktu memang berputar begitu cepat, tak terasa sudah empat bulan kita tak saling memberi kabar. Itu juga atas kemauan kamu bukan? Bukan kah kamu yang meminta untuk tidak saling komunikasi lagi?. Seperti yang kamu mau, aku melakukan semua permintaanmu itu meski sangat berat.

 

Ah, aku hampir lupa sosok rupamu dan kebiasaanmu. Pertemuan kita memang singkat, di sebuah halte kecil di kota yang mendapat julukan kota tersenyum itu. Aku dan temanku menunggumu untuk sekedar menikmati posong dan berakhir menjadi sebagai kekasih.

 

Hey, kamu yang kadang nekat berbuat gila. Masih ingatkah kamu kekonyolan kekonyolan kamu selama kita ngetrip bareng di Magelang. Kamu rela bolos kerja hanya untuk menemaniku, dan mengobrol hanya sekedar untuk tahu keperibadian masing-masing.

 

Dan akhirnya, kamu memutuskan pergi setelah pertengkaran hebat yang melanda kita. Aku tahu kamu pasti akan pergi tanpa kembali lagi. Dan aku juga tahu, kamu akan mengganti semua media sosial dan memulai hidup dari Nol lagi. Satu hal yang harus kamu tahu, aku harap kamu bahagia tanpa aku dan maaf telah membuat hatimu terluka.

 

*

 

Biarkan Aku Mencintaimu dengan Caraku, Dengan Memohon Kepada Sang Pemilik Hatimu.

 

Cukuplah kedua telapak tanganku saja yang tahu, bisikan sebuah nama setiap kurapal doa

 

 

 

Banyak cara mengungkapkan perasaan kepada orang yang kita cinta dan sayangi. Ada yang mengungkapkan secara langsung, memuji melalui lagu dan puisi dan tak jarang pula menjalin hubungan dengan cara pacaran. Biarkanlah itu menjadi pilihan pribadi masing-masing. Bila kebanyakan orang menjalin cinta dengan cara pacaran, namun aku memilih jalan berbeda untuk kali ini.

 

 

 

Bukannya munafik, diri ini juga pernah menjalin cinta dengan cara pacaran. Tapi kini aku mulai berubah setelah memulai mengikuti beebagai kajian, perlahan tapi pasti ilmu yang kudapatkan pun mulai kuterapkan. Dahulu memegang tangan pasangan hal yang biasa, jangan kan hanya memegang berbuat lebih dari itu juga sudah tak asing lagi.