Bukan Ku Tak Peduli, Hanya Saja Ku Tahu Kau Mampu Melewati Hari
"Aah ... tapi kan nggak secuek ini juga." Rere menutup matanya, membalikkan ponselnya disamping. Ia kemudian tertidur entah di menit keberapa.
Rendi bersandar pada kursinya. Menatap sisa berkas yang harus ia selesaikan hari ini juga. Sepertinya ia perlu lembur. Ia menghela napas berat, pdahal ia sempat berencana untuk menelpon Rere sepulang kerja nanti
Rendi mengambil ponselnya. Menatap pesan Rere, yang mengabari jika ayah mengalami kecelakaan kerja. Ia tahu jika Rere pasti sedang kewalahan, padahal Rere sedang tak begitu sehat. Rendi akan membalas pesan ketika Akbar berkatanya,
"Ren. Meeting nanti sore temenin gue ya. Elisa nggak bisa ikut. Di suruh tugas luar mendadak. Filenya udah gue kirim ke email."
Rendi, meletakkan ponselnya lagi. Mengecek berkas yang harus ia pelajari secepatnya sebelum meeting sore ini.
Rendi merebahkan dirinya. Pukul 11 malam ia telah sampai rumah. Ia pun mengecek ponselnya yang ia simpan dalam tas. Banyak pesan yang masuk. Tapi, ia mengacuhkannya dan membuka kontak Rere. Ia berpikir untuk menelponnya, hanya saja Rendi enggan, ia takut jika Rere sudah tertidur. Ia kemudian memilih untuk mengetikkan sebuah pesan,
"Re. Are you oke? Ayah gimana? Aku tahu kamu bisa melewati hari ini dengan baik, bagaimanapun keadaanmu yang sebenarnya. Aku tahu Rere bukan orang yang lemah. Bukan karena aku tak peduli, hanya saja maaf karena kamu harus tergeser karena pekerjaanku. Kalau nanti sudah bangun tidur, kabari ya. Semoga Ayah dan kamu baik-baik saja. Selamat tidur, Re."
Artikel ini merupakan kirimin dari Chintya Dewi