Pendakian Gunung Bismo, Si Mungil Nan Manis Adeknya Sindoro
- Viva/Idris Hasibuan
Hamparan tenda para pendaki sangat banyak karena memang salah satu spot paling menarik untuk camping adalah di Pos 2. Selain itu, di sini juga bisa melihat sunrise dengan sangat menawan jika kamu tak ingin sampai menuju puncak.
Pos 2 - Pos 3, Jalanan Terjal dan Tanjakan Mesra Menjadi Teman Perjalanan.
Pos 3 Gunung Bismo
- Viva/Idris Hasibuan
Setelah beristirahat semalaman di Pos 2, tak terasa suara rombongan ingin beranjak mengejar sunrise ke Puncak, karena katanya masih diperlukan waktu kurang lebih 2 jam untuk mencapai puncak.
Seperti biasa, saya dan zifta termasuk orang yang malas mengejar sunrise jika tujuannya masih jauh, apalagi harus berangkat jam dua dini hari karena memang tak begitu kuat dengan kedinginan.
Akhirnya kami memutuksan berangkat sekitar jam 4 pagi, dengan konsekuensi tidak bisa menikmati sunrise di Puncak. Tapi tenang saja, sunrise selalu indah dari berbagai ketinggian termasuk jalanan menuju pos 3. Di sini kami menikmati suguhan Sunrise dan lautan awan yang menggoda.
Pos 3 - Pos 4, Tempat Asyik Camping dan Tak Jauh Dari Puncak.
Pos 4 Gunung Bismo
- Viva/Idris Hasibuan
Kaki mulai merasa pegal dan rasanya mulai putus asa untuk menuju puncak. Seperti biasa saya selalu menjadi orang yang ketinggalan, dan tetap berjalan paling lama karena kekuatan fisik dan sering beristirahat, namun tetap saja harus sampai puncak.
Tak jauh berbeda dengan menuju Pos 3, untuk menuju pos 4 jauh lebih ekstrim. Selain jalanan yang masih terjal dan sempit, para pendaki juga sesekali harus menggunakan webbing yang sudah tersedia.
Namun, setelah sampai di Pos 4, kami disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa. Dan sebenarnya disinilah tempat yang pas buat camping, namun memang tempatnya sangat terbatas tidak sama dengan pos 2 yang jauh menampung lebih banyak.
Pos 4 - Menuju Puncak, Sungguh Inilah Suguhan Ciptaan Tuhan yang Harus di Nikmati.
Puncak Gunung Bismo
- Viva/Idris Hasibuan
Sebenarnya di Pos 4 kami melihat ada teman trip kami yang tak sanggup menuju puncak dan tidur di pinggir tenda. Aku tahu bagaimana rasanya itu, karena memang dulu di awal mendaki saya juga seperti mereka.