One Day Trip Pangalengan, Jelajah Danau Sampai Kebun Teh Lengkap Dengan Travel Video

One Day Trip Pangalengan
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

One Day Trip Pangalengan

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Meski rasa kecewa mulai terbalas, tak pelak membuat peserta menjadi bahagia. Bahkan sudah banyak yang malas mengikutinya. Bagi yang sudah terlanjur membayar untuk rafting, mereka pun rafting. Dan bahkan ketika rafting ada yang kecelakaan juga dengan hidung berdarah. Namun sayangnya, kotak p3k juga tak tesedia.

Sedangkan saya dan yang lainnya lebih memilih keliling danau dengan jalan kaki. Setelah capek, kami pun melanjutkan keliling danau dengan menaiki perahu.

Merupakan danau buatan seluas 1400 hektar yang terletak di Desa Wanasari Pangalengan, Situ Cileunca memiliki panorama alam yang sangat indah dan jika cuaca sedang bagus kita dapat menyaksikan matahari terbit (Sunrise) dan matahari terbenam (Sunset) dari tepi danau.

Hanya dengan tiket masuk sebesar Rp. 10.000 rupiah, kita bisa meng-explore beragam spot di danau Situ Cileunca ini, seperti mengelilingi danau, bermain ke lokasi agrowisata lokal arbei dan jeruk atau berfoto-foto di jembatan cinta.

Puas Dengan Situ Cileunca, Kami Pun Melanjutkan Perjalananan Menuju Wayang Windu Panenjon (WWP).

Wayang Windu Panenjon

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Jika dari Jakarta ke Situ Cileunca memakan waktu lebih dari 6 jam, dari situ cileunca ke Wayang Windu Panenjoan menghabiskan waktu lebih dari 2 jam. Selain jalananan yang sempit dan terjadi kecelakaan di depan, sebenarnya informasi dari tour guide yang tidak jelaslah membuat peserta kecewa.

Sebenarnya sepanjang perjalanan banyak kebuh teh yang sangat bagus dan indah. Bahkan dilihat dari dalam busnya sangat memukau. Buat apa memaksakan ke tujuan jika memang ada yang sepadan dan tak menghabiskan waktu. Katanya Wayang Windu Panenjon sangat indah. Namun bagi kami yang sampai setelah magrib, bukan keindahan yang kami dapatkan, melainkan hawa dingin yang menusuk kalbu.

Jadi tak banyak cerita yang di dapatkan di kebun teh ini. Kami pun menghabiskan waktu disini sekitar 30 menit, kemudian kembali menuju rumah pengabdi setan. Bagi ku tak ada menariknya mengunjungi rumah pengabdi setan dalam suasana malam.

Sebagai pecinta arsitektur, saya lebih suka melibah kondisi bangunan yang bisa di dijadikan sebagai latar belakang fhoto. Nuansa khas eropa di kawasan kebun teh tentu menarik bukan. Jika yang lain asyik berkunjung, saya dan lainnya lebih memilih untuk menikmati semangkok mie instan dengan teh manis hangat.