Part 4 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan

alasan mendaki gunung merbabu
Sumber :
  • https://ngayap.com/

Tapi kali ini ucapan itu ditimpali Bang Idan dengan emosi.

"NGGA ADA YANG DITINGGALKAN DISINI!!"

Kami semua menciut mendengar Bang Idan mulai emosi. Aku yang tadinya mau menanyakan sesuatu pada Ale terpaksa mengurungkan niatku. Semakin turun ke bawah, kabut semakin pekat.

Kami kembali merapatkan posisi, khawatir akan terpisah di tengah kabut. Kuntilanak-kuntilanak masih berjejeran di pohon-pohon. Aku berdoa semoga mereka tetap seperti itu pada kami, jangan pernah mendekat.

Kami terus turun dalam diam. Tubuhku rasanya sudah remuk akibat kelelahan, juga lapar dan haus. Setelah berjalan selama beberapa lama, kami tiba di sebuah tempat yang lumayan rata di bawah sebuah pohon. Disitu Bang Idan meminta kami kembali beristirahat.

Aku celingak-celinguk melihat tempat kami beristirahat, lalu mendekati Bang Idan.

"Bang, ini bukannya tempat yang tadi?" Tanyaku takut-takut.

"Jangan ngawur! Ngga ada itu!" Sembur Bang Idan, "kita udah jalan turun lama tadi. Jangan ngawur!"

Aku tidak berani membantah Bang Idan. Tapi aku yakin, ini tempat tadi kami beristirahat. Baru saja aku hendak bertanya pada Ale, kami mendengar Anes berteriak-teriak histeris. Tangannya mengibas-ibas ke udara .

"PERGI! PERGI!! TUHAN YESUS, TOLONG AKU!! PERGIII...!!"

Kami semua terperangah melihat Anes dengan panik menepuk-nepuk udara kosong. Apakah kali ini Anes yang kesurupan?

"Nes! Ada apa Nes?" Tanyaku setengah berteriak padanya.

Tak kusangka dia menjawab, walau masih terus memukul dan menendang-nendang udara kosong.

"Tolong, Pin! Aku mau dibawa kuntilanak!!"