Moonbin ASTRO Diduga Bunuh Diri, Ini 5 Alasan Mengapa Orang Bunuh Diri
- freepik.com
Trauma dapat memengaruhi kita hingga dewasa, menyebabkan tantangan seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD), depresi, harga diri rendah, rasa malu, isolasi, dan masalah keterikatan yang dapat mempersulit mempertahankan hubungan.
3. Tantangan Tidak Langsung
Menantang stres kehidupan nyata dapat menyebabkan pikiran untuk bunuh diri dan meningkatkan kemungkinan seseorang meninggal karena bunuh diri. Hal ini terutama terjadi jika seseorang tidak memiliki keterampilan atau dukungan sosial untuk mengatasi stres.
Contoh situasi menantang yang dapat membuat seseorang berisiko bunuh diri meliputi:
- Menghadapi tantangan hukum
- Kehilangan pekerjaan
- Masalah keuangan yang luar biasa
- Mengalami putus cinta atau kehilangan hubungan yang signifikan
- Kematian kematian orang yang dicintai
4. Perasaan Putus Asa
Umumnya, orang yang ingin bunuh diri merasa putus asa dan pesimis dengan masa depan mereka. Meskipun biasanya mengalami perasaan putus asa sesekali, orang yang berisiko bunuh diri lebih cenderung mengalami perenungan—artinya mereka mungkin terjebak pada perasaan negatif yang berulang atau memiliki pemikiran berulang tentang kematian.
Merasa seperti kamu menjadi beban bagi orang-orang dalam hidup atau seperti tidak termasuk di mana pun di dunia ini adalah dua emosi kuat lainnya yang terkait dengan bunuh diri.
5. Identitas
Jenis kelamin, ras, orientasi seksual, dan usia semuanya berdampak pada risiko bunuh diri. Sementara wanita mencoba bunuh diri lebih sering daripada pria, pria meninggal karena bunuh diri pada tingkat yang lebih tinggi.
Di semua jenis kelamin, sebagian besar kasus bunuh diri terjadi antara usia 35 dan 44 tahun, meskipun risiko terkait usia berbeda antar etnis.
Seperti dijelaskan oleh health.com, Komunitas terpinggirkan tertentu, seperti orang-orang di komunitas LGBTQIA, memiliki risiko bunuh diri yang lebih tinggi. Studi menunjukkan bahwa hingga 43% orang transgender telah melaporkan upaya bunuh diri.
Penting untuk diperhatikan bahwa menjadi transgender bukanlah faktor risiko bunuh diri. Orang trans sering mengalami diskriminasi, perundungan, dan stigma—yang semuanya dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
Penyandang disabilitas juga berisiko bunuh diri. Satu survei menemukan penyandang disabilitas tiga kali lebih mungkin melaporkan keinginan bunuh diri dibandingkan dengan orang tanpa disabilitas.