Mengubah Olahraga dari Hukuman Menjadi Investasi Seumur Hidup
Olret – Seringkali kita memulai olahraga dengan niat yang keliru: sebagai hukuman atas dosa makan, atau sekadar untuk membakar kalori yang menumpuk.
Padahal, menurut dr. Dika Rianata, dokter olahraga ternama, pandangan sempit ini justru menggagalkan potensi kesehatan dan kebugaran Anda.
Dia pun menjelaskan pandangannya secara detail di Youtube Suara Berkelas. Dia pun menyebutkan bahwa olahraga yang benar adalah investasi, dan ini adalah tiga pandangan keliru yang harus segera Anda ubah:
1. Rokok & Makan: Kontradiksi yang Mengikis Hasil Latihan
Rokok Membatalkan Potensi Maksimal
Merokok sambil berolahraga adalah kontradiksi nyata. Nikotin menyempitkan pembuluh darah dan membatasi asupan oksigen.
Ini secara otomatis menurunkan performa Anda. Jika Anda merasa mampu berlari 5K sambil merokok, dr. Dika menjamin Anda akan jauh lebih unggul tanpa rokok—Anda sedang mengorbankan hasil latihan Anda sendiri.
Makan Pasca-Olahraga Bukan Dosa
Jangan pernah menganggap makan setelah latihan sebagai tindakan yang sia-sia. Justru sebaliknya: makan adalah bagian dari pemulihan (Recovery). Setelah menguras tenaga, tubuh Anda membutuhkan tiga hal penting: cairan dan elektrolit, gula/karbohidrat, serta protein untuk memperbaiki dan membangun otot.
2. Sehat Belum Tentu Bugar, Kalori Bukan Segalanya
Jauhi Mindset "Bakar Kalori"
Jangan batasi olahraga hanya pada angka yang terbakar di smartwatch Anda. Tujuan utama olahraga adalah melatih jantung, membangun massa otot, dan meningkatkan kebugaran organ. Bahkan jika Anda tetap surplus kalori, otot dan jantung yang terlatih adalah aset berharga untuk kualitas hidup yang lebih baik di usia tua.
Bedakan Sehat dan Bugar
Anda bisa Sehat (hasil Medical Check-Up atau MCU normal, tidak ada penyakit), tetapi tidak Bugar (mudah lelah naik tangga atau cepat layu setelah bekerja). Kebugaran meliputi kekuatan otot, kelenturan, fungsi kardiorespirasi, dan komposisi tubuh yang seimbang.
3. Mitos Populer: Lari Jauh Lebih Unggul dari Jalan Kaki untuk Fat Loss
Miskonsepsi paling umum adalah menganggap jalan kaki lebih baik dari lari untuk mengurangi berat badan. Hal ini terjadi karena kekeliruan membedakan antara Fat Burning dan Fat Loss:
Fat Burning (Proporsi): Jalan kaki memang membakar proporsi lemak yang lebih besar saat Anda bergerak (proporsinya bisa 80% lemak).
Fat Loss (Total): Lari membakar total kalori jauh lebih besar dalam waktu yang sama. Kalori total yang lebih besar inilah yang lebih efektif menciptakan defisit kalori. Selain itu, lari memicu efek afterburn, di mana metabolisme tubuh terus menggunakan lemak sebagai bahan bakar saat Anda sudah beristirahat, yang pada akhirnya sangat mendukung Fat Loss.
Panduan untuk Tubuh yang Lebih Besar:
Bagi Anda yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) dan ingin memulai: hindari lari di awal! Lari memberikan hentakan tinggi yang berisiko merusak sendi.
Mulailah dengan aktivitas Low-Impact (minim hentakan) untuk melindungi lutut dan pergelangan kaki, seperti: jalan kaki cepat (brisk walking), bersepeda santai, atau berenang. Jadikan ini fondasi sebelum Anda mencoba berlari.